Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi


Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi Beserta Pengertian dan Contohnya

Puisi menggambarkan kejadian yang memberikan makna yang mendalam untuk kehidupan seseorang. Kata-kata yang tersirat di dalam puisi, membuat puisi jadi lebih indah. Namun apa sebenarnya pengertian dari puisi itu sendiri ? Berikut ini adalah penjelasannya :

1.      Pengertian Puisi
Imajinasi pribadi maksudnya puisi merupakan karya yang benar-benar dihasilkan oleh seseorang berdasarkan pada pengalamannya dan belum pernah dibuat sebelumnya. Puisi mengungkap perihal fikiran serta perasaan dari seseorang penyair dengan cara yang imajinatif. Pikiran serta perasaan sang penyair kemudian disusun dengan fokus pada kekuatan bahasanya dengan struktur fisik dan batinnya.
Puisi merupakan sebuah karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah serta kaya akan makna dan arti. Di Indonesia, puisi merupakan bentuk kesastraan yang paling tua, yang terdiri dari 2 periode, menurut Ensiklopedi Sastra Indonesia. Kedua periode tersebut adalah puisi klasik dan puisi modern. Penjelasan mengenai puisi modern Indonesia, yaitu puisi yang dihasilkan tanpa memperhatikan irama, bait, baris, serta rima. Puisi ini mengandung 2 unsur pokok yaitu susunan fisik serta susunan batin.
Susunan fisik dalam puisi modern Indonesia sangat berkaitan dengan pilihan kata atau diksi, bahasa figuratif atau majas, serta citraan yang merupakan susunan kata untuk mengungkapkan pengalaman dari sensoris. Sedangkan susunan batin dalam puisi modern Indonesia sangat berkaitan dengan hal-hal yang akan disibakkan oleh sang penyair yang terkait dengan perasaan serta situasi jiwanya.

2.      Unsur Intrinsik Puisi
a.       Unsur intrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang berasal dari dalam naskah puisi itu sendiri. Adapun unsur intrinsik puisi sebagai berikut :
1)   Tema (sense) merupakan gagasan utama dari puisi baik itu yang tersirat maupun yang tersurat.
2)  Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi. Tipografi merupakan tatanan larik, bait, kalimat, frasem kata, dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana.
3)   Amanat (intention) atau pesan merupakan suatu yang ingin disampaikan oleh penyair melalui karyanya.
4)   Nada (tone), merupakan sikap penyair terhadap pembacanya, misalkan sikap rendah hati, menggurui, mendikte, persuasif dan yang lainnya.
5) Rasa atau emosional merupakan sentuhan perasaan penulisannya dalam bentuk kepuasan, kesedihan, kemarahan, keheranan, dan yang lainnya.
6)    Perasaan (feeling) merupakan sikap pengarang terhadap tema dalam puisinya, misalnya konsisten, simpatik, senang, sedih, kecewa, dan yang lainnya.
7) Enjambemen merupakan pemotongan kalimat atau frase dengan diakhiri lirik. Kemudian meletakkan potongan itu diawal larik berikutnya. Tujuannya adalah untuk memberikan tekanan pada bagian tertentu ataupun sebagai penghubung antara bagian yang mendahuluinya dengan bagian-bagian yang berikutnya.
8)   Kata konkret (imajination), merupakan penggunaan kata-kata yang tepat atau bermakna denotasi oleh penyair.
9)   Diksi merupakan pilihan kata yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui puisi tersebut.
10)  Akulirik merupakan tokoh aku yang terdapat dalam puisi.
11)  Rima merupakan pengindah dalam puisi yang berbentuk pengulangan bunyi baik di awal, tengah, ataupun di akhir.
12)  Verifikasi merupakan berupa rima dan ritma. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi dan sedangkan ritma adalah tinggi rendahnya, panjang pendeknya, keras lemahnya bunyi dalam puisi)
13)  Majas merupakan cara penyair menjelaskan pikiran dan perasaannya dengan gaya bahasa yang sangat indah dalam bentuk puisi.
14)  Citraan merupakan gambaran-gambaran yang ada di dalam pikiran penyair. Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji. Gambaran pikiran ini merupakan sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang bisa dilihat oleh mata.


b.      Unsur Ekstrinsik Puisi unsur yang berada di luar naskah puisi. Biasanya berasal dari dalam diri penyair atau lingkungan tempat sang penyair menulis puisinya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai unsur ekstrinsik puisi  :
1)      Unsur Biografi, merupakan latar belakang atau riwayat hidup sang penyair.
2)   Unsur nilai dalam puisi, biasanya mengandung nilai-nilai seperti ekonomi, politik,   budaya, sosial, dan yang lainnya.
3)      Unsur kemasyarakatan, merupakan situasi sosial ketika puisi ini dibuat.


Contoh Puisi Beserta Unsur Intrinsiknya
 “HAMPA”
Ketika tembulan telah nampak.
Aku terdiam tanpa sebuah kata.
Dengan tetes air mata.
Aku teringat akan cintamu.
Tak ada suara sedikitpun.
Semuanya terdiam, membisu, sunyi …
Ketika rembulan telah nampak.
Seakan wajahmu terlintas sudah.
Dengan senyuman mu yang berlalu.
Aku rindu … rindu akan dirimu …
Semua terasa hampa.
Tubuh ini terasa menjadi kaku.
Mengingat kenangan yang telah lalu bersamamu.
Disebuah malam yang penuh dengan tanda tanya ?
Kembalilah…
Jangan biarkan hati ini terus merindu.
Jangan biarkan hati ini menunggu.
Jangan biarkan hati ini rapuh karenamu.
Aku rindu … rindu akan dirimu …


Unsur Intrinsik Puisi

1.      Tema
Tema dari puisi diatas adalah kerinduan seorang kekasih. Dimana sang kekasih sedang menunggu kedatangan kekasihnya untuk kembali seperti yang dulu.

2.      Rasa dan Nada
Adapun rasa yang terkandung dalam puisi tersebut adalah sabar, pasrah, dan sedih. Sebab itu terlihat dari kata “Dengan tetes air mata” dan “Aku teringat akan dirimu”

3.      Pesan atau Amanat
Pesan atau amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah ditujukan untuk seorang kekasih yang sedang menjalin sebuah hubungan. Maksudnya adalah jangan pernah pergi, jika tidak sanggup untuk kembali.

4.      Rima atau Persajakan

Rima yang terdapat dalam puisi tersebut terletak pada :
“Jangan biarkan hati ini merindu “
“Jangan biarkan hati ini menunggu”
“Jangan biarkan hati ini rapuh karenamu”

5.       Ritma atau Irama
Ritma yang terdapat dalam puisi tersebut terletak pada :
“Jangan biarkan hati ini merindu “
“Jangan biarkan hati ini menunggu”
“Jangan biarkan hati ini rapuh karenamu”

6.      Metrum atau Matra
Metrum yang terdapat dalam puisi tersebut terletak pada :
“Aku rindu … rindu akan dirimu … “

7.      Diksi
Diksi yang terdapat dalam puisi tersebut terletak pada :
“Ketika rembulan telah nampak”

8.      Gaya Bahasa dan Majas
·         Gaya bahasa yang terdapat dalam puisi tersebut terletak pada : 
“Disebuah malam yang penuh dengan tanda tanya ? “
·         Majas yang terdapat dalam puisi tersebut terletak pada :
“Jangan biarkan hati ini merindu “
“Jangan biarkan hati ini menunggu”
“Jangan biarkan hati ini rapuh karenamu”
Itulah penjelasan singkat mengenai pengertian puisi, unsur intrinsik puisi, unsur ekstrinsik puisi beserta contohnya. Semoga dapat menambah wawasan mu lebih luas lagi tentang puisi.



Persiapan dan Mengomentari Pementasan Drama


A.    Persiapan yang Harus Dipersiapkan Sebelum Pementasan Sebuah Drama Dilakukan

Drama adalah sebuah karya seni yang sangat indah untuk disaksikan. akan tetapi dibalik keindahan pentas seni ini ternyata membutuhkan banyak sekali persiapan yang harus dilakukan. Adapun persiapan yang perlu dilakukan sebelum pementasan drama adalah sebagai berikut.

1.      Dekorasi Panggung

Seni dekorasi panggung adalah salah satu kegiatan yang paling rumit dan memakan banyak waktu ketika kita akan melakukan pementasan karya seni ini.

Karena dekorasi harus disesuaikan dengan tema dan juga setting dari sebuah drama yang akan kita pentaskan. Selain kesesuaian dengan tema yang akan di pentaskan seni dekorasi juga sebaiknya harus memikirkan tentang tata letak sound system dan juga jumlah pemain yang akan berpentas di dalam panggung tersebut. agar segala pemain bermain dengan baik dan karakter yang mereka miliki akan semakin kuat.

2.      Persiapan aktor dan peralatan pentas

Persiapan aktor tidak kalah pentingnya ketika akan menyajikan sebuah pentas drama. bahkan bisa dikatakan persiapan aktor adalah yang paling utama. Oleh karena itu persiapan untuk sebuah drama bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan ketlika tahap trainingnya.

Karena seorang aktor harus menjiwai peran yang dimainkan di mulai dari mimik wajah sampai dengan gestur dan suara. Selain itu untuk memperkuat penokohan maka yang dibutuhkan properti lainnya ketika melakukan sebuah drama dan ini harus dipersiapkan dengan sangat matang.

3.      Persiapan kostum

Kostum adalah salah satu peralatan peragaan drama yang tidak boleh terlewatkan. karena dengan bagusnya (maching) kostum yang dipakai akan memperkuat karakter setiap penokohan. sehingga karakter yang dimainkan akan lebih mengena dan akan lebih terasa. sehingga alur  dalam cerita lebih terasa dan lebih menyentuh pemirsa yang menyaksikannya.

4.      Persiapan tata rias

Tata rias juga tidak kalah pentingnya dengan seni dekorasi dan juga kostum. Karena tata rias yang sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh pemain akan dengan mudah untum menjiwai penokohan yang sedang Iya perankan. dan akan lebih bisa menjiwai setiap gerakan dan setiap ekspresi yang ditunjukkan baik di raut muka maupun dalam cara pandang dan lain sebagainya. Oleh sebab itu tata rias yang baik akan ikut membantu suksesnya permainan drama teater untuk menarik simpati dari pemirsa.

5.      Persiapan lighting

Tata rias kostum dan juga dekorasi akan kurang sempurna jika tidak dilengkapi dengan lighting yang baik. Linghting yang baik akan semakin membuat setting menjadi lebih hidup, dengan lighting yang baik akan membuat pemain-pemain akan lebih terfokus menjadi pusat perhatian pemirsa. dengan lighting yang baik menciptakan suasana setting yang sesuai dengan alur cerita yang ada di dalam sebuah alur drama yang sedang diperankan.

6.      Persiapan Data Suara

Tata suara sangat penting dalam setiap pementasan drama. karena dalam sebuah permainan drama membutuhkan penjiwaan yang dalam, membutuhkan suasana yang sesuai dengan alur dan setting yang ada.

dengan tata suara yang baik akan menjadikan drama lebih hidup dan seakan-akan pemirsa sendirilah yang mengalami sebuah cerita yang sedang diperankan dalam drama tersebut. oleh sebab itu tata suara yang baik juga sangat menentukan suksesnya penampilan sebuah drama.

Pementasan drama rama merupakan salah satu bentuk tontonan yang sering juga kita sebut dengan istilah teater, lakon, sandiwara, atau tonil. Unsur drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri utama drama yang membedakannya dengan karya sastra lainnya. Selain itu, dalam drama juga terdapat unsur plot/alur, karakter/tokoh, dan latar/setting. Melihat pementasan drama secara langsung merupakan kegiatan paling mengasyikkan. Karena dengan melihat secara langsung, dapat lebih merasakan dan menikmati suasananya, mendengarkan dialog-dialognya, musiknya, dan tata lampunya.



  1. Unsur Pementasan Drama

Hal-hal yang tidak pernah lepas dari sebuah pementasan drama di antaranya adalah kurang lebih panggung dan properti, tata lampu, tata suara, serta ilustrasi pengiring atau musik. Dalam pementasan drama, hal-hal tersebut berperan penting dalam kemenarikan sebuah pementasan drama. Selain beberapa hal yang berkaitan dengan panggung, kalian dapat memberikan apresiasi serta tanggapan dalam pementasan drama berkaitan dengan tema cerita, alur cerita, keaktoran, dan model penggarapan sutradara.
Sebuah drama memiliki ciri tersendiri jika dibandingkan dengan karya sastra yang lain. Sebagai seni pertunjukan,teater drama berhubungaan  dengan seni gerak,seni dekorasi, seni tata rias,dan seni tata busana. Sebagai seni kolektif kerena drama dikerjakan secara bersama-sama ,seperti antara sutradara dan pelaku serta antara pelaku dan petugas tata rias dan tata busana. Pementasan drama juga memerlukan penonton karena tampa penonton  pertunjukan drama menjadi  tidak bermakna.
Dalam pementasan sebuah drama terdapat beberapa unsur yang menunjang pemenrtasan drama yaitu pemaian, cerita, perlengkapan panggung : cahaya, rias, suara, dan busana, berikut penjelasannya.

1.      Pemain

Pemain adalah orang yang memeragakan cerita. Berapa banyak pemain yang dibutuhkan dalam drama, tergantung dari banyaknya tokoh yang terdapat dalam naskah drama yang akan dipentaskan. Sebab, setiap tokoh akan diperankan oleh seorang pemain.
Dalam pementasan drama, aktor bermain peran dan menunjukkan kebolehannya. Aktor memerankan tokoh cerita dengan karakter tertentu. Seorang aktor dituntut untuk mampu memerankan tokoh cerita tersebut. Keahlian aktor dapat menghadirkan sosok tokoh yang diperankan seperti nyata, baik tingkah laku, dialog, maupun jiwanya. Kekompakan antarpemain sangat menentukan keberhasilan sebuah pementasan. Kepiawaian seorang aktor dalam memerankan seorang tokoh dalam sebuah pementasan drama akan bisa dilihat dari
  • Teknik vokal/teknik dialog. Ucapan yang dilontarkan oleh seorang pemeran drama mempunyai peranan yang sangat penting dalam pementasan naskah drama .Karena dalam dialog sebuah drama banyak terdapat nilai-nilai yang sangat bermakna. Jika lontaran  dialog tidak sesuai sebagaimana mestinya maka nilai yang terkandung tidak  dapat dikomunikasikan kepada penonton
  • Mimik/ekspresi wajah. Penjiwaan yang total dari para pemeran dalam memerankan tokoh yang mereka mainkan akan menjadi kunci penentu keberhasilan sebuah pentas drama.
  • Gesture/gerak tubuh. Gesture adalah sikap atau pose tubuh pemeran yang mengandung makna dan menimbulkan bahasa tubuh. Seorang pemeran harus memahami bahasa tubuh, baik bahasa tubuh budaya sendiri maupun bahasa tubuh budaya lainnya. Pemakaian gesture ini mengajak seseorang untuk menampilkan variasi bahasa atau bermacam-macam cara mengungkapkan perasaan dan pemikiran.
  • Blocking (penempatan posisi di panggung). Blocking adalah kedudukan tubuh pada saat di atas pentas. Blocking yang baik adalah blocking tersebut harus seimbang, utuh, bervariasi, memiliki titik pusat perhatian, dan wajar.
Contoh komentar  : Ekspresi keputusasaan dari tokoh dalam drama pada pementasan kurang begitu tampak. Dari isi dialog yang dikemukakan oleh tokoh menampakkan bahwa karakter tokoh tersebut tengah dirundung rasa putus asa, kesepian, dan gelisah, meskipun dia seorang yang kaya.

2.      Cerita

Cerita dalam drama seringkali mengusung masalah/persoalan kehidupan. Cerita dalam drama disusun dalam bentuk dialog, yang disebut naskah drama atau skenario. Menarik atau tidaknya sebuah pementasan drama juga sangat ditentukan oleh jalan ceritanya.

Contoh komentar : Ceritanya sangat menarik dan mudah dipahami oleh penonton.

3.      Tata Panggung

Panggung adalah tempat para aktor memeragakan lakon drama. Sebuah drama yang dipentaskan di atas panggung harus didukung dengan penataan panggung sebagai latar/setting cerita yang bisa menggambarkan ruang, waktu, dan suasana sebuah peristiwa dalam cerita drama tersebut. Panggung (latar) yang baik akan membuat pementasan terkesan lebih ‘hidup’ dan menarik. Tata panggung juga membutuhkan adanya properti (perlengkapan) yang sesuai dengan adegan/cerita.
Tidak hanya sekedar dekorasi semata, tetapi segala tata letak perabot atau piranti yang akan digunakan oleh aktor disediakan oleh penata panggung. Penataan panggung disesuaikan dengan tuntutan cerita, kehendak artistik sutradara, dan panggung tempat pementasan dilaksanakan. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan penataan panggung seorang penata panggung perlu mempelajari panggung pertunjukan.

Contoh komentar : Bentuk properti yang digunakan dalam pementasan terlalu modern, sehingga kurang sesuai dengan setting waktu cerita. Berdasarkan dialog-dialog dan kostum yang dikenakan dalam pementasan tersebut, menunjukkan bahwa cerita tersebut berlangsung pada tahun 1950-an. Maka itu, bentuk meja, tempat tidur, tempat minum, serta properti-properti semestinya belum modern.

4.      Tata Busana

Tata busana merupakan pengaturan pakaian pemain baik bahan, model, maupun cara mengenakannya.  Karakter (watak) seorang tokoh dalam drama akan terlihat lebih kuat jika didukung dengan kostum (busana) yang sesuai.Oleh karena itu, tata kostum dalam sebuah pementasan drama juga harus sangat diperhatikan.

Contoh komentar : Busana yang dipakai oleh peran protagonist tidak sesuai karena pakainya tidak dimasukkan sehingga mencerminkan tidak patuh pada peraturan sekolah.

5.      Tata Lampu

Pengaturan cahaya di panggung memang harus disesuaikan dengan keadaan panggung yang digambarkan. Tata lampu pada pementasan drama di panggung juga memegang peranan penting dalam membangun suasana dalam drama tersebut. Oleh sebab itu, penataan lampu (redup-terang, warna-warni, dan lain-lain) mutlak diperhatikan dalam sebuah pementasan drama.

Contoh komentar : Tata lampu yang digunakan menggunakan cahaya lampu biasa, maka para pemeran, dan peralatan (properti), dan semua bagian dari skeneri akan nampak datar atau flat, kurang menarik. Tidak nampak sinar tajam (high-light), tidak ada bayangan, dan monoton.

6.      Tata Suara

Tata suara bukan hanya pengatura pengeras suara ( sound system ), melainkan juga musik pengiring. Musik pengiring diperlukan agar suasana yang digambarkan terasa lebih menyakinkan bagi para penonton. Sama halnya dengan tata lampu, tata suara dalam pementasan drama juga akan sangat membantu dalam menghidupkan suasana sesuai dengan jalan cerita drama.

Contoh komentar : Suara dialog kurang jelas ( volumenya kurang keras ), musiknya kurang menarik ( terlalu sedikit dan monoton )

7.      Tata Rias

Untuk memperkuat penampilan watak tokoh, riasan wajah pemeran tokoh juga sangat penting. Misalnya, tokoh petani akan lebih tepat diperankan oleh pemain yang berkulit agak gelap. Untuk menciptakan efek kulit agak gelap tersebut, peran make-up sangat diperlukan.

Contoh komentar : Tata rias pada pemeran perempuan tua kurang menampakkan karakter ketuaannya dan karakter sebagai abdi/ pembantu. Padahal, pada dialog tersebut karakter tokoh Perempuan Tua merupakan sosok orang yang sudah sangat tua, lebih tua dari sang juragan, setia sebagai abdi, bijak, perhatian, dan penuh kasih saying


  1. Mengomentari Pementasan Drama

Setelah unsur yang akan dikomentari pada sebuah pementasan drama telah diketahui, sampaikanlah penilaian pentas tersebut dengan objektif. Artinya, tanpa dipengaruhi rasa suka atau tidak suka terhadap lakon maupun para pelakon drama tersebut. Satu hal yang tak pernah boleh dilupakan adalah sampaikan penilaian yang objektif tadi dengan penuh kesantunan agar objek yang kalian nilai dengan lapang dada dapat menerima hasil penialian.
Penonton drama yang baik tidak begitu saja menerima atau menelan segala sesuatu yang ditontonnya. Ia akan kritis terhadap hal-hal yang sekiranya tidak sesuai dalam pementasan itu. Ia akan mengikuti adegan demi adegan, dialog demi dialog, kostum pemain, penataan cahaya, penataan musik, serta penataan suara dengan cermat.
Penonton yang kritis seperti itu tidak akan mudah larut dalam suasana. Ia akan mampu memberikan tanggapan dengan argumen yang logis terhadap pementasan itu.
Dalam kegiatan ini kamu dituntut untuk mampu menjadi penonton yang aktif dan kritis dalam sebuah pementasan drama. Cermatilah dengan baik adeganadegan, dialog, tata panggung, tata lampu, musik, serta tata suara dalam pementasan drama.
Dengan pengamatan yang cermat kamu akan mampu memberikan tanggapan yang tepat dengan argumen yang dapat diterima akal terhadap pementasan drama itu. Tanggapan harus disampaikan secara objektif, bijak, jernih, tidak emosional, serta dengan bahasa yang santun dan komunikatif.

Pementasan drama merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan. Dalam pentas, aktor bermain peran dan menunjukkan kebolehannya. Aktor memerankan tokoh cerita dengan karakter tertentu. Setiap tokoh cerita mempunyai peranan dan watak yang berbeda. Dalam memberikan apresiasi terhadap pementasan drama, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1.      Aktor
Seorang aktor dituntut untuk mampu memerankan tokoh cerita. Keahlian aktor dapat menghadirkan sosok tokoh yang diperankan seperti nyata, baik tingkah laku, dialog, maupun jiwanya. Selain bermain secara individu, aktor juga diharuskan dapat bermain secara kelompok. Artinya, di atas panggung seorang pemain tidak bermain sendiri, ada tokoh cerita
lain yang harus bekerja sama dalam menghadirkan permainan yang baik. Kekompakan antarpemain sangat menentukan keberhasilan sebuah pementasan.

2.      Latar
Dalam pementasan drama, yang dimaksud latar atau setting adalah tempat yang dipakai untuk pementasan. Latar dalam pementasan drama juga berfungsi untuk memberi gambaran tentang cerita, yakni tempat, waktu, dan suasana sebuah peristiwa dalam cerita. Selain memberikan gambaran tempat, latar juga mempunyai fungsi sebagai arena permainan,
waktu, suasana, dan kesan artistik. Sebaiknya, pembuatan panggung disajikan secara proporsional.

3.      Kostum
Kostum atau busana pentas merupakan pakaian penunjang karakter pemain dalam menghadirkan sosok tokoh cerita. Selain itu, kostum juga dapat menggambarkan sebuah kurun waktu kejadian drama dan artistik pementasan.

4.      Tata rias (make up)
Tata rias adalah riasan wajah pemain yang bertujuan untuk membantu pemain menghadirkan karakter tokoh cerita.

5.      Musik
Musik berfungsi untuk membangun suasana tertentu, seperti tuntutan peristiwa drama. Musik yang kurang baik dan kurang tepat dapat merusak suasana drama.
  
6.      Menanggapi Hasil Pementasan
Apa yang harus ditanggapi dari hasil pementasan? Hal-hal yang ditanggapi penonton dari sebuah pementasan, antara lain akting, aktor, penokohan, kostum, tata rias (make-up), musik, latar, dan penataan panggung. Pertanyaan berikut, dapat digunakan sebagai penolong untuk membuat tanggapan atas pementasan drama.
    1. Bagaimana permainan aktornya?
    2. Bagaimana pemeranan tokohnya?
    3. Bagaimana kostum dan tata riasnya?
    4. Bagaimana ilustrasi musiknya?
    5. Bagaimana penataan panggungnya


Konflik Drama

Apakah kamu senang melihat sebuah pertunjukan drama? Sebuah drama dibuat untuk banyak hal. Ada yang tujuannya hanya menghibur, tapi banyak juga drama yang dibuat dengan menyelipkan berbagai pesan moral, sindiran politik, keresahan tertentu, dan masih banyak lagi. Dalam drama, ada beberapa komponen yang perlu kamu ketahui, di antaranya adalah plot dan konflik. Kali ini, yuk kita bahas lebih dalam tentang konflik yang ada dalam sebuah drama.

Konflik adalah pertentangan atau ketegangan dalam sebuah drama. Konflik dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:

1. Konflik eksternal

Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, baik dengan lingkungan alam ataupun lingkungan manusia. Konflik eksternal dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Konflik fisik adalah konflik yang disebabkan adanya perbenturan antara tokoh dengan lingkungan. Misalnya, konflik yang dialami tokoh akibat banjir, kemarau panjang, gunung meletus, ataupun peristiwa alam lainnya.

b. Konflik sosial adalah konflik atau masalah yang muncul akibat adanya hubungan antarmanusia. Misalnya, masalah penyiksaan, penindasan, pertengkaran.

2. Konflik internal atau konflik batin

Konflik batin adalah konflik antara tokoh dengan dirinya sendiri. Konflik jenis ini cenderung lebih sulit digambarkan dan butuh keahlian. Ada berbagai jenis drama yang dikenal masyarakat, antara lain teater rakyat, lenong, sandiwara, dan drama. Bentuk drama meliputi drama berbentuk prosa dan drama berbentuk puisi (balada).

Jadi, itulah 2 jenis konflik dalam drama yang perlu kamu tahu. Dalam drama biasanya ada banyak konflik. Sebagian di antaranya adalah gabungan dari konflik eksternal dan internal. Konflik-konflik inilah yang membuat suatu drama menarik. Cara tokoh menghadapi konflik akan sangat menentukan akhir dari drama yang ditampilkan. Apakah kamu juga suka bermain drama? (mdk/iwe)

Konflik adalah pertentangan atau ketegangan dalam sebuah drama. Konflik dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:

1. Konflik eksternal

Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, baik dengan lingkungan alam ataupun lingkungan manusia. Konflik eksternal dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Konflik fisik adalah konflik yang disebabkan adanya perbenturan antara tokoh dengan lingkungan. Misalnya, konflik yang dialami tokoh akibat banjir, kemarau panjang, gunung meletus, ataupun peristiwa alam lainnya.

b. Konflik sosial adalah konflik atau masalah yang muncul akibat adanya hubungan antarmanusia. Misalnya, masalah penyiksaan, penindasan, pertengkaran.

2. Konflik internal atau konflik batin

Konflik batin adalah konflik antara tokoh dengan dirinya sendiri. Konflik jenis ini cenderung lebih sulit digambarkan dan butuh keahlian. Ada berbagai jenis drama yang dikenal masyarakat, antara lain teater rakyat, lenong, sandiwara, dan drama. Bentuk drama meliputi drama berbentuk prosa dan drama berbentuk puisi (balada).

Jadi, itulah 2 jenis konflik dalam drama yang perlu kamu tahu. Dalam drama biasanya ada banyak konflik. Sebagian di antaranya adalah gabungan dari konflik eksternal dan internal. Konflik-konflik inilah yang membuat suatu drama menarik. Cara tokoh menghadapi konflik akan sangat menentukan akhir dari drama yang ditampilkan.
semoga membantu

1 BULAN KEMUDIAN

sasalarasati
Des '19
Penokohan atau perwatakan mempunyai hubungan yang sangat erat karena kedua unsur tersebut berada pada objek yang sama yaitu tokoh atau suatu peran. Tokoh sering juga disebut karakter. Kennedy mengatakan bahwa a character, then, is presumably an imagined person who inhabits a story (1983).

Perwatakan adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama (Asul Wiyanto, 2004). Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional), dan penggambaran itu berdasarkan keadaan fisik, psikis, dan sosial (fisiologis, psikologis, dan sosiologis) (Herman J. Waluyo, 2002).

Yang termasuk dalam keadaan fisik tokoh adalah umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa, raut muka. Kesukaan , tinggi atau pendek, kurus atau gemuk, dan sebagainya. Keadaan psikis meliputi watak, kegemaran, mentalitas, standar moral, tempramen, ambisi, kompleks psikologi yang dialami, keadaan emosinya dan sebagainya. Keadaan sosiologis meliputi jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideologi, dan sebagainya.

Dalam cerita, karakter diciptakan bukan tanpa maksud dan tanpa dibarengi sesuatu yang mengelilingi atau melingkupinya. Suatu karakter lahir dalam suatu cerita pasti membawa suatu “bentuk” atau “peran” tertentu. Berhubungan dengan karakter, Georg Simmel mengatakan

The stage character, as it is in the text, is not really, so to speak, a complete man : not a human being in the ordinary sense, but a complex assortment of verbal clues for a man  (Elizabeth and Tom Burns, 1973).
Tokoh dalam suatu fiksi memang suatu tokoh yang seringkali tidak seperti “kebiasaan” orang pada umumnya, dna memang di dalam dunia panggung hal tersebut sangat dapat diterima karena suatu maksud tertentu dari seorang pengarang.

Henry Guntur Tarigan mengatakan bahwa sang dramawan haruslah dapat memotret para pelakunya dengan tepat dan jelas untuk menghidupkan impresi (1993). Watak tokoh itu akan menjadi nyata terbaca dalam dialog dan catatan samping, jenis dan warna dialog akan menggambarkan watak tokoh itu (Herman J. Waluyo, 2002). Mengkaji sebuah cerita tentu tidak akan lepas dari tokoh, karena tokoh merupakan unsur yang penting dalam sebuah cerita.

Tokoh cerita menurut Abrams adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Burhan Nurgiyantoro, 2002).

Berdasar kutipan tersebut dapat diketahui antara seorang tokoh dan kualitas pribadinya memiliki kaitan yang erat dalam penerimaan pembaca. Berawal dari perbedaan-perbedaan karakter dan kepentingan tokoh inilah, selanjutnya menjadi penyebab konflik dalam sebuah cerita. Menurut Jones, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Burhan Nurgiyantoro, 1998).

Pengenalan tokoh dalam sebuah cerita, menurut Jakob Sumarjo dan Saini K.M. (1994), ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk memahami karakter tokoh-tokoh dalam cerita, yaitu:

Melihat apa yang diperbuatnya

Melalui ucapan-ucapannya

Melalui gambaran fisik tokoh

Melalui pikiran-pikirannya

Melalui penerangan langsung dari pengarang

Penokohan yang baik adalah yang dapat menggambarkan tokoh-tokoh dan mengembangkan watak dari tokoh-tokoh tersebut yang mewakili tipe-tipe manusia yang dikehendaki tema dan amanat. Perkembangan haruslah wajar dan dapat diterima berdasarkan hubungan kausalitas. Penggambaran dari tokoh-tokoh cerita disebut sebagai penokohan.

Ada beberapa jenis tokoh yang terdapat dalam drama. Henry Guntur Tarigan mengatakan ada empat jenis tokoh dalam drama yaitu :

The foil atau tokoh pembantu
The type character atau tokoh serba bisa
The static character atau tokoh statis
The character who developes in the course of play atau tokoh berkembang.
Lebih lengkap lagi, Herman J. Waluyo membagi beberapa jenis tokoh dengan kriteria tertentu. Pertama, berdasarkan perannya terhadap jalan cerita, ada beberapa jenis tokoh yaitu tokoh protagonis (tokoh pendukung cerita), tokoh antagonis (tokoh penentang cerita), dan tokoh tritagonis (tokoh pembantu). Pembagian yang kedua berdasarkan perannya dalam lakon serta fungsinya, terdapat jenis tokoh sebagai berikut:

Tokoh sentral yakni tokoh yang paling menentukan gerak lakon

Tokoh utama yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral, dapat juga sebagai medium atau perantara tokoh sentral, dapat juga disebut tokoh tritagonis; tokoh pembantu, yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran  pelengkap atau tambahan dalam mata rantai cerita.

Masih dalam hubungannya dengan klasifikasi tokoh dalam cerita, Orson Scott Card (2005) membagi tokoh menjadi tiga macam berdasarkan derajat kepentingan tokoh dalam cerita.

1. Tokoh Figuran

Tokoh-tokoh ini tidak dikembangkan sama sekali, mereka hanya merupakan orang di latar belakang, dimaksudkan untuk memberi kesan realisme atau melakukan fungsi sederhana, lalu hilang dan dilupakan.

2. Tokoh Sampingan

Tokoh-tokoh ini mungkin memengaruhi plot, tetapi pembaca tidak dimaksudkan terlibat secara emosional dengan mereka, baik secara negatif maupun positif. Pada umumnya tokoh sampingan melakukan satu atau dua hal dalam cerita lalu hilang.

3. Tokoh Penting

Kelompok ini mencakup ornag–orang yang kita pedulikan, kita cintai atau membenci mereka, takut  mereka atau berharap mereka berhasil. Mereka terus-menerus muncul dalam cerita.
Seluruh perjalanan drama di jiwai oleh konflik pelakuknya.

Konflik itu terjadi oleh pelaku yang mendukung cerita (sering disebut pelaku utama) yang bertentangan dengan pelaku pelawan arus cerita (pelaku penentang). Dua tokoh tersebut disebut dengan tokoh protagonis dan antagonis. Konflik antara tokoh antagonis dengan tokoh protagonis itu hendaknya sedemikian keras, tetapi wajar, realistis, dan logis. Jika dalam wayang kita jumpai konflik antara arjuna dengan buto cakil, maka dalam drama modern konflik semacam itu dianggap tidak realistis dan tidak logis. Dalam benak pembaca (penonton) sudah timbul apriori yang menyatakan, buto cakil pasti kalah. Konflik yang logis adalah dalam suasana yang kurang lebih seimbang dalam permasalahan yang rumit dan memang bisa terjadi sungguh-sungguh dalam kehidupan kita ini.

Babak Drama


Babak dalam Drama

Babak adalah istilah yang sering digunakan dalam drama atau film. Pengertian babak adalah suatu bagian dari suatu drama yang diperankan oleh para pemain, para pemain pasti akan menampikan beberapa adegan perbabak yang telah disiapkan oleh sutradara. Babak menjadi bagian dari lakon drama atau film. Dalam satu drama biasanya terdapat lebih dari satu babak, sekalipun drama tersebut sangat pendek namun pastinya ada beberapa babak yang harus ditampilkan
Dalam babak tersebut terdapat adegan yang dimainkan oleh pemain Adegan dalam babak merupakan gambaran dari suasana yang menjadi rangkaian dari babak-babak tersebut. Pendek kata, pengertian babak adalah bagian dari lakon dalam suatu drama yang didalam babak tersebut terdapat beberapa adegan. Seorang pemain drama harus bisa memainkan setiap adegan dalam babak yang telah disiapkan oleh sutradara. Masing-masing babak ada batasannya, batas babak satu dengan babak berikutnya ditandai dengan turunnya layar dalam
Atau batasan babak satu dengan babak lainnya biasanya ditandai dengan lampu dimatikan. Selain itu dalam suatu pertunjukan batasan antar babak bisa ditandai dengan penutupan layar setelah babak satu selesai kemudian layar dibuka kembali saat babak selanjutnya dimulai. Dengan demikian, pengertian babak adalah suatu bagian dari drama yang didalamnya terdapat beberapa adegan dimana babak satu dengan babak berikutnya harus dibatasi. Batasan babak harus diatur dengan baik, seperti halnya setting tempat, suasana yang terjadi dan juga waktu.
Pengertian babak kualifikasi adalah babak pertama dari suatu lomba atau kompetisi. Tujuan babak kualifikasi adalah untuk menyaring jumlah peserta lomba menjadi lebih sedikit dengan memilih mana yang lebih baik diantara seluruh peserta yang ada. Babak kualifikasi biasa disebut dengan babak penyisihan.
1.      Adegan
Adegan adalah bagian dari babak. Sebuah adegan hanya bagian dari rabgkaian suasana dalam babak.
2.      Prolog
Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama. Prolog biasanya berisi tentang perkenalan tokoh-tokoh dan pemerannya, konflik yang terjadi dan juga synopsis lakon.
3.      Epilog
Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya kadang berupa kesimpulan atau ajaran yang bisa diambil dari tontonan drama yang telah disajikan.
4.      Dialog
Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog memegang peranan penting karena menjadi pengarah lakon drama. Agar dialog tidak membosankan maka pengucapannya harus disertai penjiwaan secara emosional, selain itu pelafalannnya harus jelas dan cukup keras.
5.      Monolog
Monolog adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri.
6.      Mimik
Mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajah untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
7.      Pantomim
Pantomim adalah ekspresi gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
8.      Pantomimik
Pantomimik adalah perpaduan ekspresi gerak-gerik wajah dan gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
9.      Gestur
Gestur adalah gerak-gerak besar, yaitu gerakan tangan kaki, kepala, dan tubuh pada umumnya yang dilakukan pemain.
10.  Bloking
Bloking adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain agar penampilan pemain tidak menjemukan.
11.  Gait
Gait berbeda dengan bloking karena diartikan tanda-tanda khusus pada cara berjalan dan cara bergerak pemain.
12.  Akting
Akting adalah gerakan-gerakan yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang dimainkan.
13.  Aktor
Aktor adalah orang yang melakukan acting yaitu pemain drama. Untuk actor wanita disebut sebagai aktris.
14.  Improvisasi
Improvisasi adalah gerakan-gerakan atau ucapan-ucapan penyeimbang untuk lebih menghidupkan peran.
15.  Ilustrasi
Ilustrasi adalah iringan bunyi-bunyian untuk memperkuat suasana yang sedang digambarkan. Istilah ilustrasi juga bias disebut musik pengiring.
16.  Kontemporer
Kontemporer adalah lakon atau naskah serba bebas yang tidak terikat aturan.
17.  Kostum
Kostum adalah pakaian para pemain yang dikenakan pada saat memerankan tokoh cerita di panggung.
18.  Sekenario
Skenario adalah susunan garis-garis besar lakon drama yang akan diperagakan para pemain.
19.  Panggung
Panggung adalah tempat para actor memainkan drama.
20.  Layar
Layar adalah kain penutup panggung bagian depan yang dapat dibuka dan ditutup sesuai dengan kebutuhan.
21.  Penonton
Penonton adalah semua orang yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan drama.
22.  Sutradara
Sutradara adalah orang yang memimpin dan paling bertanggung jawab dalam pementasan drama.