Mengonstruksikan teks eksposisi




A.   Menginterpretasi Makna dalam Teks Eksposisi

Eksposisi biasa digunakan seseorang untuk menyajikan gagasan. Gagasan tersebut dikaji oleh penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis atau pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis. Dengan kata lain, ia bertanggung jawab untuk membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi permasalahan tersebut.

 a.    Pengertian dan Tujuan

Eksposisi merupakan paparan yang bertujuan memberi tahu atau menerangkan sesuatu agar orang lain memahami pendapat yang disampaikannya. Teks eksposisi memiliki tujuan untuk memaparkan atau menjelaskan sejelas-jelasnya mengenai sejumlah informasi tertentu kepada para pembaca, sehingga dengan membaca teks eksposisi maka pembaca akan mendapatkan pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau kejadian.

 b.    Ciri – ciri teks eksposisi

1.    Menjelaskan informasi atau pengetahuan tentang suatu hal;

2.    Gaya informasi yang bersifat mengajak;

3.     Penyampaian menggunakan bahasa baku dan disampaikan secara lugas;

4.    Bersifat netral atau tidak memihak;

5.    Teks memuat fakta yang terdapat di lapangan. Fakta dipakai sebagai alat konkritasi dan alat kontribusi. Konkritasi adalah fakta suatu teks atau keabsahan suatu teks. Sedangkan kontribusi adalah segala bentuk tindakan dan pemikiran yang bertujuan untuk mewujudkan cita – cita bersama.

 B.   Mengembangkan Isi Eksposisi

Eksposisi dikembangkan berdasarkan gagasan pokok yang dinyatakan dalam tesis atau pernyataan pendapat. Untuk menguatkan pendapat tersebut digunakanlah argumen-argumen.

a) Gagasan Pokok ialah gagasan yang menjadi dasar atau tumpuan yang dikembangkan untuk pemikiran selanjutnya. Gagasan pokok bias disebut juga gagasan utama, pikiran utama, pokok pikiran dan ide pokok.

b) Gagasan penjelas adalah gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama. Gagasan penjelas umumnya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.



C.   Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Eksposisi

Teks eksposisi merupakan teks yang dibangun oleh pendapat atau opini. Sejalan dengan isi teks eksposisi, struktur teks eksposisi  meliputi (a) tesis atau penyataan pendapat, (b) argumentasi, dan (c) penegasan ulang.

 a.    Struktur Teks Eksposisi

a)    Isi (tesis): Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian pembuka dalam teks eksposisi. Bagian tersebut berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi.

b). Argumentasi: Argumentasi merupakan unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan. Argumentasi dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para ahli. Argumen yang baik harus mampu mendukung pendapat yang disampaikan penulis atau pembicara.

c)    Penegasan Ulang: penegasan ulang, yaitu bagian yang bertujuan menegaskan pendapat awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat.

b.    Kebahasaan Yang Ada Pada Teks Eksposisi

Dalam teks eksposisi banyak digunakan istilah yang sesuai dengan bidang permasalahan yang dibahas. Penggunaan istilah tersebut membantu penulis atau pembicara memperkuat gagasan yang disampaikan. Selain menggunakan istilah dalam bidang yang dibahas, teks eksposisi juga banyak menggunakan kata sifat.

a)    Pengunaan Istilah

Istilah adalah seperangkat prinsip dan ketentuan untuk pembentukan istilah. Suatu istilah juga dapat di Definisikan sebagai sebutan khusus, kata atau frasa. Istilah juga dapat didefinisikan sebagai Suatu kata atau frasa (kombinasi kata-kata) yang digunakan sebagai nama atau simbol dan yang dengan hati-hati mengekspresikan makna suatu konsep, proses, kondisi atau karakteristik yang unik dalam bidang tertentu, seperti sains, teknologi, seni dan sebagainya.

Dalam pengunaan istilah digolongkan menjadi dua yaitu, itilah umum dan istilah khusus

1.    Istilah umum

Istilah umum adalah kata yang telah menjadi bahasa umum atau telah digunakan dan dipahami oleh orang-orang mengenai artinya.

2.    Istilah Khusus

Istilah khusus adalah kata-kata yang penggunaannya terbatas pada bidang tertentu. Jenis istilah ini tidak diketahui semua orang. Karena itu, kalian harus menemukannya terlebih dahulu untuk menggunakannya.

b)    Kata Sifat (Adjektiva)

merupakan kelas kata yang mengubah kata benda dan kata ganti.

D.   Menyajikan Gagasan  ke  dalam Teks Eksposisi

Pada setiap paragraf terdapat gagasan pokok selalu terdapat satu gagasan pokok yang juga dikenal sebagai ide pokok. Ide pokok itulah yang menjadi kerangka pengembangan sebuah paragraf. Dalam penyajian gagasan ke dalam teks eksposisi sama Seperti yang diuraikan pada materi mengembangkan isi paragraph eksposisi.

E.   Langkah Menyusun Teks Eksposisi

1. Menentukan topik
2. Menentukan tujuan penulisan
3. Membuat kerangka teks
4. Mengembangkan gagasan pokok dan gagasan penjelas
5. Menuliskan teks eksposisi secara padu

 

Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Eksplanasi

 

 

1.      Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Eksplanasi sebagai Salah Satu Kegiatan Membaca

a.       Pengertian Membaca

            Membaca merupakan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf, kata, serta kalimat. Keterampilan membaca adalah salah satu target dalam kurikulum 2013.

            Tarigan (2008, hlm. 7) mengemukakan, bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata/bahasa tulis”. Membaca merupakan proses pengambilan pesan dari bahan bacaan yang dibaca. elain itu Syamsuddin (2011, hlm. 50) mengemukakan, bahwa “Membaca itu diartikan sebagai suatu kegiatan pemahaman terhadap bahasa tulis oleh seseorang yang ingin mengetahui isi bacaan”. Dengan demikian bahwa membaca merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan serta memperoleh pemahaman terhadap bahan bacaan. Mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi merupakan kegiatan membaca karena mengidentifikasi merupakan kegiatan pencarian informasi dalam suatu teks.

 

b.      Tujuan Membaca

            Membaca memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah untuk mendapatkan informasi. Tujuan membaca lainnya adalah sebagai berikut:

            Anderson dalam Tarigan (2008, hlm.9-11) mengemukakan tujuh tujuan membaca diantaranya adalah:

1)    Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang te-lah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).

2)      Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).

3)      Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan ke-jadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).

4)      Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasila atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).

5)      Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasi (reading to classify).

6)      Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca untuk mengevaluasi (reading to evaluate).

7)      Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mem-punyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).

 

            Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi merupakan membaca untuk mengelompokkan atau membaca untuk mengklasifikasikan karena dalam penelitian kali ini peserta didik diminta mencari informasi yang terkandung dalam teks eksplanasi.

 

c.       Jenis-jenis Membaca

            Membaca terbagi kedalam empat jenis seperti yang diungkapkan oleh Tarigan sebagai berikut:

1)      Membaca Nyaring

Tarigan (2008, hlm. 23) mengemukakan, bahwa “membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain untuk menangkap dan memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang”.

Membaca nyaring merupakan membaca dengan menngunakan suara untuk mendapat informasi dari bahan bacaan yang dibaca. 

2)      Membaca Ekstensif

Tarigan (2008, hlm. 32) “Membaca ekstensif berarti membaca secara luas . Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin”. 

3)      Membaca Telaah Isi

Tarigan (2008, hlm. 40) mengemukakan, bahwa “menelaah isi sesuatu bacaan menuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir, serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahan bacaan”. 

4)      Membaca Telaah Bahasa

Telaah bahasa mencakup dua bagian yaitu:

a)      Membaca Bahasa

Tujuan utama pada membaca bahasa ini adalah sebagai berikut:

(1)   Memperbesar Daya Kata

Tarigan (2008, hlm. 124) mengemukakan “Dalam kegiatan membaca bahasa untuk memperbesar daya kata, ada beberapa hal yang harus kita ketahui”, antara lain:

(a)    Ragam ragam bahasa;

(b)   Mempelajari makna kata dari konteks;

(c)    Bagian-bagian kata;

(d)   Penggunaan kamus;

(e)    Makna-makna varian;

(f)    Idiom;

(g)   Sinonim dan antonim;

(h)   Konotasi dan denotasi;

(i)     derivasi.

(2)   Mengembangkan Kosa Kata

Tarigan (2008, hlm. 133) mengemukakan “upaya memperbesar daya kata hanya dapat berhasil dengan baik bila diikuti oleh upaya mengembangkan serta memperkaya kosa kata, terlebih-lebih kosa kata yang ada kaitannya dengan kritik (criticism)”.

b)      Membaca Sastra

Tarigan (2008, hlm. 142) mengemukakan “Penggunaan bahasa dalam karya sastra, apabila seorang pembaca dapat mengenal serta mengerti seluk-beluk bahasa dalam suatu karya sastra, semakin mudahlah dia memahami isinya serta menikmati keindahannya. Untuk itu paling sedikit, seorang pembaca harus dapat membedakan bahasa ilmiah dan bahasa sastra”.

Dari pernyataan-pernyataan di atas penulis menyimpul-kan bahwa pembelajaran mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi termasuk dedalam membaca telaah isi. Dalam pembelajaran mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi memahami setiap isi teks.

2.      Hakikat Mengidentifikasi

a.       Pengertian Mengidentifikasi

Mengidentifikasi adalah menentukan atau menetapkan identias. Merujuk pengertian tersebut dapat diartikan bahwa mengidentifikasi adalah mengambil atau menentukan informasi dari bahan bacaan atau teks yang dibaca. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa mengidentifikasi teks eksplanasi merupakan proses menentukan identitas atau proses membaca untuk menemukan informasi dalam teks eksplanasi.

b.      Langkah-langkah Mengidentifikasi

Mengidentifikasi teks eksplansi merupakan suatu kegiatan yang harus terus dilatih agar peserta didik dapat mengidentifikasi teks eksplanasi.

Tarigan (2008, hlm. 38) mengemukakan langkah-langkah mengidentifikasi adalah sebagai berikut:

1)      mengadakan survey terlebih dahulu terhadap apa yang akan ditelaah.

2)      memformulasikan serangkaian pertanyaan mengenai subyek yang akan ditelaah.

3)      membaca teks yang akan ditelaah

4)      membaca sekilas (skimming), sebagian lagi membaca secara intensif untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diinginkan.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa mengidentifikasi terbagi dalam empat langkah yang harus ditempuh. Hal tersebut dilakukan agar proses identifikasi informasi dalam teks eksplanasi dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat.

3.      Informasi dalam Teks Eksplanasi

a.      Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan tentang suatu keadaan, seperti yang dikemukakan oleh Kosasih (2017, hlm. 178) mengemukakan bahwa “Teks ekslpanasi merupakan teks yang menjelaskan hubungan peristiwa atau proses terjadinya sesuatu (secara lengkap)”. Teks ekplanasi mengungkapkan suatu kejadian, atau mengungkapkan suatu proses terjadinya peristiwa.

Senada dengan Kosasih Isnatun dan Farida (2013,hlm.80) mengungkapkan bahwa “Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan tentang proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam atau sosial”. Kedua pernyataan tersebut sepakat bahwa teks eksplanasi adalah teks yang mengungkap proses terjadinya sesuatu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teks eksplanasi merupakan teks yang berisi proses terjadinya suatu peristiwa atau fenomena-fenomena alam atau sosial secara lengkap dan tersusun.

b.      Struktur Teks Eksplanasi

Semua teks dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia pastinya memiliki struktur atau urutan dalam teks tersebut. Teks eksplanasi juga memiliki beberapa struktur. Struktur teks eksplanasi menurut Kosasih (2017,hlm.178) adalah sebagai berikut:

1)      Identifikasi fenomena (phenomenon identification) mengidentifikasi suatu yang akan diterangkan.

2)      Penggambaran rangkaian kejadian (exsplanation sequence), memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.

a)      Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan urutan waktu.

b)      Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kuasalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.

3)      Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya.

c.       Kaidah Teks Eksplanasi

Karena dalam teks eksplanasi terdapat fungsi sebab-akibat dan penyusunannya yang kronologis, maka penggunaan konjungsi dan kata keterangan waktu tidak dapat terhindarkan.

Kaidah kebahasaan teks eksplanasi menurut Kosasih (2014, hlm. 183) adalah sebagai berikut:

1)      Penunjuk keterangan waktu, misalnya beberapa saat, setelah, segera setelah, pada tanggal, sebelumnya. Disamping itu, kata penunjuk keterangan yang mungkin digunakan adalah selagi, ketika, ketika itu, pada masa lalu, bertahun-tahun, selama, dalam masa sekarang.

2)      Penunjuk keterangan cara, misalnya sangat ketat, dengan tertib dan tenang, penuh haru, melalui surat kabar, sedikit demi sedikit, sebaik-baiknya, dengan jalan yang benar.

d.      Informasi dalam Teks Eksplanasi

Informasi penting dalam sebuah teks biasanya disebut dengan pokok-pokok informasi. Dalam bahasa Indonesia, pokok-pokok informasi dapat disingkat dengan ADIKSIMBA. Dalam teks eksplanasi juga mengandung informasi yang berupa ADIKSIMBA.

Seperti yang dikemukakan oleh Kosasih (2017, hlm. 243) informasi dapat disingkat dengan ADIKSIMBA.

1)      Apa peristiwanya?

2)      Siapa yang mengalami peristiwa itu?

3)      Di mana terjadinya peristiwa itu?

4)      Kapan terjadinya peristiwa itu?

5)      Mengapa peristiwa itu terjadi?

6)      Bagaimana proses peristiwa itu terjadi?

Pengenalan Teks Eksposisi

 

Mengenal Teks Eksposisi

 

Teks eksposisi adalah suatu paragraf atau karangan yang memuat informasi dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat dan akurat. Teks eksposisi juga bisa diartikan sebagai teks yang memiliki fungsi menyampaikan gagasan-gagasan atau pemikiran-pemikiran tentang suatu topik. eks eksposisi merupakan  teks yang memaparkan informasi untuk menambah pengetahuan pembaca. Informasi yang disampaikan cenderung singkat, padat, dan akurat. Berikut contoh teks eksposisi.

Secara umum, teks eksposisi digunakan untuk menyampaikan pendapat atau gagasan secara rinci. Dikutip dari buku Bahasa Indonesia oleh Nani Darmayanti, eksposisi dapat diartikan sebagai tulisan yang menerangkan atau menguraikan pokok pikiran yang perlu disampaikan kepada pembaca.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), eksposisi merupakan suatu uraian atau paparan yang bertujuan untuk menjabarkan maksud serta tujuan.

Teks eksposisi kebanyakan berisi permasalahan serta rangkaian argumen dari penulis yang mendukung isu atau topik yang sedang dibahas.

Dalam teks eksposisi biasanya membahas tentang pendidikan, ekonomi, dan masih banyak lagi. Dalam teks eksposisi terdapat tiga struktur yang perlu dipahami, yakni pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, penegasan ulang pendapat.

Berikut ini kumpulan contoh teks eksposisi singkat beserta strukturnya, seperti dilansir dari laman pendidikanpedia.com, Senin (4/10/2021).

Realita Hukum di Indonesia

·         Pernyataan Pendapat (Tesis)

Hukum di Indonesia sebenarnya telah mengatur bagaimana para pelaku tindak kriminal dihukum berdasarkan undang-undang.

Tetapi, kenyataannya sering terjadi ketakadilan hukum yang sangat merugikan berbagai pihak. Bisa dikatakan hukum tajam ke bawah, tapi tumpul di hadapan para koruptor.

·         Argumentasi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa para pelaku korupsi mendapatkan hukuman yang lebih rendah dibandingkan para pelaku kejahatan lainnya. Bahkan ada beberapa koruptor yang menerima fasilitas sekelas hotel mewah di penjara.

Tentunya kita sering sekali mendengar berita maling yang dihajar massa sampai tewas. Namun, rasanya kita belum pernah dengar ada koruptor yang dihajar sampai mati. Di layar-layar televisi mereka malah bisa berbangga diri dengan menunjukkan senyumnya.

·         Penegasan Ulang

Hukum di Indonesia hanya tegas ketika berhadapan dengan rakyat kecil saja. Sebagai contoh kita bisa mengingat kasus nenek Asyani.

Hanya karena dugaan pencurian kayu, beliau terancam hukuman penjara sampai lim tahun. Jelas-jelas tidak adil apabila dibandingkan dengan hukuman yang diterima para koruptor.

Makin Mudah Mendapatkan Narkoba

·         Pernyataan Pendapat (Tesis)

Dewasa kini semua orang sudah bisa mengakses segala informasi dan komunikasi dengan mudah. Hanya dengan menggunakan smartphone dan jaringan internet, semua kehidupan yang ada di dunia bisa diakses.

Hal tersebut sayangnya juga berlaku untuk narkotika dan obat-obatan. Narkoba makin mudah saja dibeli dan didapatkan dari orang-orang yang tak bertanggung jawab.

·         Argumentasi

Menurut sebuah penelitian, narkoba bahkan sudah mulai merambah ke anak-anak sekolah dasar. Sungguh memprihatinkan sekali generasi muda kita saat ini.

Fenomena ini terjadi bisa saja karena kurangnya pengawasan yang diberikan orang tua terhadap lingkungan anaknya.

Di samping itu, sebagian besar anak sekolah dasar zaman sekarang sudah mempunyai handphone sehingga bisa dengan mudah mengakses dunia luar.

·         Penegasan Ulang

Kasus peredaran narkoba tidak akan bisa berhenti, sebelum akarnya dibasmi terlebih dahulu. Kasus ini bisa saja berkembang pesat di lingkungan sekitar kita.

Tentu sangat disayangkan jika narkoba menjarah anak-anak di bawah umur. Oleh karena itu, harusnya hukum bisa lebih tegas lagi kepada para pelaku kasus narkoba yang sudah ditangkap agar mereka jera dan tidak bermunculan lagi oknum-oknum selanjutnya.

Membuang Sampah di Sungai Membahayakan Lingkungan Sekitar

·         Pernyataan Pendapat (Tesis)

Di zaman globalisasi seperti sekarang ini, kegiatan membuang sampah sembarangan, misalnya ke sungai, seolah-olah sudah menjadi hal yang lazim. Padahal, bisa berdampak buruk bagi lingkungan.

Makin banyak juga orang-orang yang membuang sampah sembarangan di kota. Hal itu mengakibatkan aliran beberapa sungai terhalang oleh sampah-sampah tersebut sehingga ketika hujan terjadi dengan intensitas yang terus-menerus, sungai akan meluap dan menimbulkan bencana banjir.

·         Argumentasi

Dari tahun ke tahun jumlah orang yang membuang sampah sembarangan di sungai terus meningkat, ini merupakan kesimpulan dari banyak pengamat.

Bahkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan indonesia, Susi Pudjiastuti, mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang sampah terbanyak kedua di dunia. Dengan perincian sampah plastik yang dibuang ke laut bisa mencapai sembilan ton beratnya per tahun.

Manusia masih belum juga kapok dengan membuang sampah ke sungai yang bisa mengakibatkan banjir karena tingkah laku manusia itu sendiri. Misalnya banjir yang pernah terjadi di Jakata Selatan, yang disebabkan banyaknya sampah menyumbat saluran pembuangan air.

Padahal, korban karena bencana banjir tentu tidak sedikit. Tidak hanya korban luka-luka, yang meninggal dunia karena banjir juga sudah banyak.

Akan tetapi, hal-hal tersebut masih belum cukup untuk memberi kesadaran kepada orang-orang yang masih membuang sampah sembarangan ke sungai.

·         Penegasan Ulang

Seharusnya setelah mengetahui dampak yang terjadi karena ulah sendiri, orang-orang sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan lagi supaya tidak merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar.

Jika tidak ada sampah di sungai, air sungai tidak akan tersumbat dan banjir bisa diminimalisasi, meskipun hujan deras terus menerpa.

Dampak Kabut Asap Bagi Masyarakat

·         Pernyataan Pendapat (Tesis)

Bencana kabut asap dapat menimbulkan dampak yang berbahaya baik bagi kesehatan maupun ekonomi masyarakat. Hal tersebut dapat memicu ketaknyamanan bagi masyarakat yang terdampak.

·         Argumentasi

Kabut asap dapat menimbulkan bakteri berbahaya yang bisa saja terhirup oleh manusia dan menyebabkan penyakit pernafasan seperti ISPA.

Bahkan penyakit pernafasan dapat berujung kematian dan membuat ruang rumah sakit penuh karena orang-orang yang terdampak.

Kemudian aktivitas sehari-hari masyarakat juga akan terganggu. Akibat jarak pandang yang terbatas hanya lima meter, mereka akan kesulitan berkegiatan. Hal ini akan mengganggu proses perekonomian mereka.

·         Penegasan Ulang

Jadi bencana kabut asap ini akan sangat berdampak negatif bagi warga. Selain mengganggu kesehatan juga dapat mengganggu proses perekonomian masyarakat.

Sumber: Pendidikanpedia

Latihan Teks Eksposisi