Menafsir Pandangan Pengarang dalam Novel

Menafsir Pandangan Pengarang dalam Novel

Kali ini kita akan berlatih menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan pada novel “Dilan 2: dia adalah Dilanku tahun 1991” Karya Pidi Baiq, namun sebelum itu silakan kalian baca sinopsis novel tersebut, kemudian sebelum kalian menafsirkan pandangan pengarang pada kehidupan di dalam novel tersebut tentunya kalian akan menggali unsur-unsur di dalamnya, sama seperti saat kita beajar novel sejarah kemarin. Namun sebelumnya kita belajar dulu tentang langkah-langkah menafsirkan pandangan pandangan pengarang terhadap novel.

Menafsir pandangan pengarang dalam novel adalah menafsir apa saja yang terkandung dalam novel, dalam hal ini termasuk di dalamnya menafsir tentang pesan pengarang, kalimat konotasi, kaitan fakta dengan kehidupan yang ada dan menemukan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan oleh penulis.

Langkah-langkah menafsir pandangan pengarang:

1.      membaca novel dengan seksama

2.      menentukan nilai-nilai kehidupan

3.      menafsirkan pandangan pengarang terhadap nilai-nilai itu

Nilai-nilai dalam novel, yaitu:

1.      Nilai sosial adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang hubungan dengan manusia atau masyarakat.

2.      Nilai agama adalah nili yang dilihat dari sudut pandang seseorang berdasarkan hubunganya dengan Tuhan.

3.      Nilai moral adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang kepribadian atau sikap seseorang dalam menyikapi suatu masalah.

4.      Nilai budaya adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang kebisaan, adat-istiadat, kepercayaan

Bagaimana?

Sekarang kita akan berlatih menafsirkan pandangan pengarang terhadap sebuah novel. Novel apa itu? Pasti sesuai keinginan kalian “Dilan 2: dia adalah Dilanku tahun 1991”

SINOPSIS NOVEL “Dilan 2: dia adalah Dilanku tahun 1991”

Cermatilah sinopsis novel di bawah ini!

   Milea mulai bercerita tentang kisah cintanya dengan Dilan. Ya, Milea mengenang kisah cinta yang terjalin di kota romantis, Bandung. Kali ini kisah Milea dimulai saat Milea dan Dilan sudah resmi berpacaran. Kisah ini dimulai saat setelah mereka menandatangani materai tentang ikrar mereka sudah resmi berpacaran. Tempat jadian mereka berada di warung bi Eem, yang terletak tidak jauh dari Sekolah mereka. Seteah mereka berdua resmi berpacaran, Dilan membawa Milea naik ke motor Cb-nya. Mereka menyusuri jalanan dibawah rintik hujan yang terjadi pada Desember 1990 di kota Bandung tersebut.

   Kisah mereka berbeda dengan remaja –remaja zaman sekarang. Pada saat itu Milea sangata bahagia dengan resmi Dilan menjadi pacarnya.Milea berasa menjadi sangat beruntung telah memiliki Dilan. Milea selalu rindu bila tidak bertemu dengan Dilan.

   Pada Bagian Dilan yang mulai dikeroyok agen CIA, saya merasa iba karena itu merasa tidak adil. Dilan menyebut yang mengroyok dirinya adalah agen CIA. Tempat kejadian masih di warung Bi Eem. Tak habis pikir Dilan akan menyebut mereka dengan julukan itu.

   Ternyata perjuangan Kang Adi untuk mendapatkan Milea belum surut. Saat itu ketika malam Minggu, ketika Milea telpon dengan Dilan datanglah Kang Adi kerumah Milea. Saat itu Milea sedang berbincang dan menanyakan jam berapa Dilan apel ke rumahnya. Dan membuat skenario untuk bertengkar di telpon agar di dengar oleh Kang Adi. Setelah skenario bertengkar selesai dan langsung membuat Kang Adi berusaha menghibut Milea. Namun itu tidak berhasil. Dan tibalah Dilan datang ke rumah Milea untuk membuat Kang Adi tidak betah di rumah Milea. Dan hasilnya pun berhasil.

   Yugo adalah saudara jauh Milea yang beberapa tahun terakhir tinggal di Belgia. Waktu kecil Yugo dan Milea sering bermain bersama. Yugo merupakan anak dari tante jauh nya Milea. Yugo kembali tinggal di Indonesia setelah kematian Ayah Yugo. Yugo tinggal di kota Bandung. Ternyata Yugo suka dengan Milea.

   Kekhawatiran yang dirasakan Milea ddengan di keluarkannya Dilan dari sekolah belum terbukti. Masalah yang dapat menimbulkan efek seperti itu karena perkelahiannya Dilan dan Anhar. Perkelahian itu dipicu saat Dilan mengetahui ada yang telah menampar Milea. Kejadiannya terjadi diwarung bi Eem. Awalnya Milea ingin menemui Dilan untuk menjelaskan bahwa dirinya pergi dengan Kang Adi ke Kampus ITB. Kejadian menampar Milea yang dilakukan oleh Anhar disaksikan oleh Bi Eem. Bi Eem lantas memberitahu Dilan Bahwa Milea telah ditampar oleh Anhar. Perkelahian antara Dilan dan Anhar tidak dapat dihindari.

   Dilan mulai ingin membalas dendanm terhadap orang – orang yang telah mengeroyok dirinya pada waktu di warung bi Eem yang disebut Dilan sebagai Agen CIA. Kabar baas dendam yang akan dilakukan Dilan didengar oleh Milea. Milea merasa khawatir terhadap keselamatan Dilan. Dan Milea sempat mengancam untuk putus jika Dilan melakukan balas dendam.

   Ini lah bagian kedua dari kisah cinta Milea dan Dilan. Jika pada bagian pertama novel kisah cinta Dilan dan Milea tentang pendekatan antara Dilan dan Milea, Kali ini kisahnya dimulai pada hari setelah mereka selesai membuat surat pernyataan mereka jadian. Ya Milea dan Dilan resmi berpacaran. Di novel bagian kedua ini terdapat penambahan tokoh seperti Yugo, Tante Anis, Ayah Dilan dan masih banyak lagi. Selain ada penambahan tokoh tidak mengurangi rasa penasaran saya membaca sampai habis novel ini. Setting nya masih sama di kota Bandung yang masih berkisar tahun 1990 hingga Milea lulus SMA. Settingnya juga ada di kota Jakarta

Nilai-nilai kehidupan novel Dilan 2: dia adalah Dilanku tahun 1991

Norma Agama

Kebiasaan Dilan yang menyukai seni, membuatnya pandai menulis puisi sejak duduk di bangku SMP. Dilan juga memfavoritkan tokoh Mahatma Gandhi yang berasal dari India. Selain itu, Dilan juga pandai dalam hal bela diri

Norma moral

Dilan yang seorang gengstertidak lantas selalu terlibat dengan permasalahan seperti tawuran, konvoi dan biang onar. Pernah saat dia sedamg bersama Milea (yang dalam novel diceritakan sebagai pacarnya), Dilan bahkan memutuskan beristirahat di gedung sate Bandung (yang memang lokasi dalam novel tersebut berada di Bandung), untuk menghindari konvoi dan keributan dari geng motor lain

Nilai kesopanan

Saat Milea kakinya terkilir, dengan baik hatinya Dilan memanggilkan Mbok Darmi (tukang urut langganan ibu Dilan) dan dengan sopannya Dilan menjemput dan mengantar Mbok Darmi pergi-pulang.

Nilai Adat

Kebiasaan Dilan yang menyukai seni, membuatnya pandai menulis puisi sejak duduk di bangku SMP. Dilan juga memfavoritkan tokoh Mahatma Gandhi yang berasal dari India. Selain itu, Dilan juga pandai dalam hal bela diri.

Pandangan pengarang tehadap novel Dilan 2: dia adalah Dilanku tahun 1991

Pengarang tidak menyebutkan nama asli pemeran dalan tokoh Dilan yang sebenarnya. "Dilan memberi penggambaran lain dari sebuah penaklukan cinta & bagaimana indahnya cinta sederhana anak zaman dahulu." Bukan cuma sekadar novel, tapi bisa menjadikan yang malas baca jadi mau baca."

  

MENYAJIKAN HASIL INTERPRETASI PANDANGAN PENGARANG

Apa itu interpretasi pandangan pengarang terhadap Novel?

Menginterpretasi terhadap pandangan pengarang adalah memberi kesan kepada pandangan pengarang baik berupa apresiasi maupun berupa kritik

Langkah-langkah menyajikan hasil interpretasi terhadap pandangan

1.      Membaca isi novel secara mendalam

2.      Menginterpretasi pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel

3.      Memberikan pendapat terhadap tafsiran pengarang tentang kehidupan dalam novel, baik dalam bentuk lisan maupun tulis.


Perhatikan contoh:

“Jimbran adalah seorang yang membuat kami takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama, kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai ia menjadi anak asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali itu tak sedikit pun bermaksud mengonvensi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jjika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid”


Nilai kehidupan

1.      Nilai religius/ agama (dilihat dari Jimbron)

2.      Nilai sosial (dilihat dari pendeta)

 

Pandangan pengarang

Pengarang menghadirkan tokoh Jimbron dalam novel Sang Pemimpi mencerminkan tokoh yang taat beragama dengan mengaji setiap harinya, walaupun dia hidup di lingkungan agama yang berbeda, yaitu agama katolik. Kemudian pengarang juga menghadirkan cerminan tolerans dan jiwa sosial melalui tokoh pendeta

Interpretasi Pandangan pengarang

Sangat setuju dengan pandangan pengarang, melalui tokoh Jimron pengarang memberikan gambaran kehidupan religius walaupun hidup berbeda agama dan pengarang juga memberikan gambaran cerminan toleransi dan jiwa sosial melalui tokoh pendeta.

NAH.....itu tadi materi kita yang ke-2, dengan tujuan bahwa kalian harus mampu menginterpretasi hingga mampu menyajikan hasil interpretasi terhadap pandangan pengarang pada sebuah novel. Oleh karena itu, untuk memperdalam pemahaman kalian film yang diadopsi dari sebuah novel dengan judul “Hujan Bulan Juni” yang sudah kalian simak, tentukan interpretasinya, menggunakan LKPD yang sudah dibagikan.

Rangkuman

Novel merupakan Karya prosa fiksi yang panjang; Mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya; Menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Ciri-ciri novel ditulis dengan narasi dan didukung dengan deskripsi, memiliki alur yang kompleks, jumlah kata melebihi dari 10.000 kata, umumnya jumlah halaman novel minimal 100 halaman, waktu yang dibutuhkan untuk membaca 1 novel yaitu sekitar 2 jam, memiliki skala yang luas, bersifat realistis, tokoh dan karakter dalam novel lebih banyak, tema pada novel tidak hanya satu dan dapat muncul tema sampingan. JENIS-JENIS NOVEL: Novel Fiksi, Novel nonfiksi, Novel Romantis, Novel Horro/ menyeramkan, Novel misteri, Novel Komedi, Novel Inspiratif, Novel, Novel Chicklit, Novel Songlit.

Menafsirkan apa saja yang terkandung dalam novel, termasuk didalamnya menafsir tentang pesan pengarang, kalimat konotasi, kaitan fakta dengan kehidupan yang ada dan menemukan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan penulis. Langkah-langkah menafsirkan:

1.      Membaca novel dengan seksama

2.      Menentukan nilai-nilai kehidupan

3.  Menafsirkan pandangan pengarang terhadap nilai-nilai itu Nilai-nilai kehidupan dalam novel : sosial, moral, agama, budaya.

 Menginterpretasi terhadap pandangan pengarang adalah memberi kesan kepada pandangan pengarang baik berupa apresiasi maupun berupa kritik. Langkah-langkah menginterpretasi:

1.      Membaca isi novel secara mendalam

2.      Menginterpretasi pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel

3.  Memberikan pendapat terhadap tafsiran pengarang tentang kehidupan dalam novel, baik dalam bentuk lisan maupun tulis. 

Teks Cerita Sejarah



Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

            Teks cerita sejarah memiliki ciri khas atau kaidah kebahasaan dalam penulisannya. Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan teks cerita sejarah.

1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau, seperti: “prajurit diperintahkan untuk membersihkan gudang senjata telah menyelesaikan tugasnya”, “Gajah mada telah berhasil menaklukkan musuhnya”.

2.    Banyak menggunakan kata atau konjungsi yang menyatakan urutan waktu (kronologis) seperti: mula mula, setelah itu, lalu, kemudian, sejak saat itu.

3.   Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan atau biasa disebut kata kerja material: menggores, mendayung, menggenggam.

4.  Banyak menggunakan kalimat tidak langsung dalam menceritakan tuturan tokoh, misalnya: menceritakan bahwa, mengungkapkan, menurut, mengatakan bahwa, menuturkan.

5.    Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang ada di dalam pikiran tokoh (kata kerja mental) seperti: mengharapkan, mendambakan, merasakan, menganggap, menginginkan.

6.      Menggunakan banyak dialog atau percakapan langsung antar tokoh.

7.   Menggunakan kata sifat atau descriptive language untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.

            Ciri kebahasaan teks cerita sejarah ditandai dengan adanya pronomina atau kata ganti, kata-kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, adanya kata kerja (verba) material, dan konjungsi (kata penghubung) temporal. Untuk lebih jelasnya bisa sobat lihat dibawah ini.

merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.

  1. kata ganti orang pertama tunggal, misalnya : saya, aku, beta, sahaya ;
  2. kata ganti orang pertama jamak, misalnya : kami, kita ;
  3. kata ganti orang kedua tunggal, misalnya : kamu,engkau, kau, anda, dikau ;
  4. kata ganti orang kedua jamak, misalnya : kalian
  5. kata ganti orang ketiga tunggal, misalnya : dia, ia, beliau, -nya
  6. kata ganti orang ketiga jamak, misalnya : mereka

merupakan kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.

  • Verba material

adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan suatu aktivitas yang menggunakan fisik dalam melakukannya, misalnya membaca, melempar, mendorong, dan lainnya.

berguna untuk menata urutan-urutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita sejarah banya memanfaatkan konjungsi (kata penghubung) temporal. Contohnya yaitu “kemudian”, “setelah”, “lalu” dan lainnya.

  • Kalimat Majemuk

kalimat yang terdiri atas dua kalimat atau lebih yang digabungkan menjadi satu kalimat .

kalimat  :

Pada akhirnyaBelanda mengakui kedaulatan Indonesia dalam konverensi yang diadakan di Den Haag.

        Ket.               S                P                             O                               ket.

 

Perbedaan Teks Sejarah dan Novel Sejarah

            Simpulannya, teks sejarah adalah fakta, sementara teks cerita dan novel sejarah adalah imajinasi atas fakta. Sementara itu, berikut adalah analisis bandingan perbedaan novel sejarah dengan teks sejarah.

No

Teks Sejarah

               Novel Sejarah

1

Dituntut untuk menyajikan hal-hal faktual yang benar-benar ada dan pernah terjadi.

Bebas untuk menggambarkan sesuatu yang tidak pernah ada.

2

Sejarawan wajib untuk menyampaikan sesuatu sebagaimana adanya, sesuai dengan realita, tidak boleh direka atau ditambah-tambahkan.

Novel bebas sepenuhnya dalam menciptakan sesuai dengan imajinasinya mengenai apa, kapan, siapa, dan dimananya, namun tetap memiliki keterkaitan dengan situasi atau tokoh sejarah.

3

Hubungan antar fakta satu dengan yang lainnya perlu direkonstruksi, setidaknya melibatkan topografis atau kronologinya.

Imajinasi dan kemampuan mencipta pengaranglah yang mewujudkan cerita sebagai suatu koherensi yang memiliki hubungan dengan situasi sejarah.

4

Sejarawan harus bisa membuktikan bahwa yang dibawakan pada masa kini dapat dilacak eksistensinya di masa lalu.

Tidak terikat pada fakta sejarah sepenuhnya, terutama bagi mengenai apa, siapa, kapan dan di mana, tidak butuh bukti atau saksi seperti teks sejarah.

5

Sejarawan terikat pada fakta mengenai apa, siapa, kapan, dan di mana

Pelaku-pelaku, hubungan antarpelaku, kondisi, situasi hidup, dan keadaan masyarakat secara universal harus sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Pelaku atau tokoh, hubungan, situasi, dan kondisi masyarakat dapat berasal dari imajinasi yang hanya memiliki relevansi dengan sejarah.

                                                                                                                        Kemdikbud, 2017, hlm. 51)

            Novel sejarah dikategorikan sebagai novel rekon atau novel ulang. Novel rekon terdiri dari tiga jenis, yakni:

1.      Rekon pribadi, yang memuat keterlibatan penulis dalam peristiwa secara langsung.

2.      Rekon faktual, berisi kejadian faktual, eksperimen ilmiah, jurnal warta, catatan kepolisian, dsb.

3.      Rekon imajinatif, memuat kisah faktual namun dikhayalkan kembali menjadi cerita yang lebih rinci dan menarik.

            Tentunya novel sejarah termasuk pada rekon imajinatif. Dimana sejarah hanya menjadi dasar untuk berbagai unsur pembangun novelnya saja. Maka dari itu, selain menikmati ceritanya, sangat penting bagi kita untuk mampu mendapat informasi apa saja yang benar-benar faktual dan mana yang imajinasi dari novel sejenis ini.


Teks Hikayat


Ciri kebahasaan teks hikayat antara lain sebagai Berikut.

            Bagaimana kaidah kebahasaan dari cerita hikayat? Semua karya sastra memiliki ciri tertentu dalam membentuk kata dan kalimat. Ciri tersebut terkait dengan kaidah atau aturan yang disebut dengan kaidah kebahasaan. Salah satu diantaranya adalah cerita hikayat memiliki kaidah kebahasaan yang mengatur pembentukan kata dan kalimatnya. 

A.    Banyak menggunakan konjungsi

Kaidah bahasa hikayat yang kedua yaitu penggunaan konjungsi. Sebagaimana yang kita tahu, konjungsi yaitu kata sambung atau ungkapan yang dipakai untuk menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, menyerupai kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.

Ciri bahasa yang dominan dalam hikayat adalah banyak penggunaan konjungsi pada setiap awal kalimat.

Perhatikan contoh kutipan hikayat berikut ini.

Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu. Hatta setiap malam,Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.

Dalam kutipan tersebut, konjungsi maka digunakan hingga tiga kali.

 



B.     Banyak menggunakan kata arkais

Kaidah bahasa hikayat yang ketiga penggunaan kata-kata arkais. Dalam bahasa Indonesia, kata arkais diartikan sebagai kata-kata kuno yang tak lazim dipakai oleh kita kini ini, berasal dari zaman dahulu. Contohnya, titah (kata, perintah), beroleh (mendapat), buluh (tanaman berumpun, berongga, keras), dan sebagainya. Selain banyak menggunakan konjungsi, hikayat menggunakan kata-kata arkais. Hikayat merupakan karya sastra klasik. Artinya, usia hikayat jauh lebih tua dibandingkan usia Negara Indonesia. Meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia (berasal dari bahasa Melayu), tidak semua kata dalam hikayat kita jumpai dalam bahasa Indonesia sekarang. Kata-kata yang sudah jarang digunakan atau bahkan sudah asing tersebut disebut sebagai kata-kata arkais.

Dari segi kebahasaan hikayat mempunyai kekhasan yaitu menggunakan bahasa Melayu klasik. Ciri bahasa yang dominan dalam hikayat adalah ditandai dengan: Penggunaan banyak konjungsi (kata penghubung) pada setiap awal kalimat seperti maka, ketika. Penggunaan kata-kata arkais, yaitu kata-kata yang sudah jarang digunakan atau bahkan asing karena hikayat lebih tua dari negara Indonesia, contoh beroleh, titah, buluh, mahligai, inang, upeti, bejana.

 Contoh

Kata Arkais

Makna Kamus

beroleh

mendapat

titah

kata, perintah

buluh

tanaman berumpun, berakar serabut, batangnya beruas-ruas, berongga, dan keras; bambu; aur

  C.    Banyak menggunakan majas atau gaya bahasa

Kaidah kebahasaan hikayat yang pertama adalah penggunaan majas. Dalam cerita hikayat, banyak dijumpai jenis-jenis majas untuk menambah gaya bahasa kisah hikayat. Misalnya, bagaikan, laksana, bak, seperti (majas simile) dan juga majas-majas lainnya, seperti majas metafora, perbandingan, hiperbola, antonomasia, dan sebagainya. Majas atau gaya bahasa yang sering dijumpai dalam teks hikayat antara lain sebagai Berikut

1.      Majas antonomasia

Majas antonomasia yaitu majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol.

Contoh

Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di negeri antah berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarahdarah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah Si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki.

Si Miskin dalam kutipan hikayat di atas merupakan contoh majas antonomasia.

2.      Majas simile

Majas simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan antara lain:

seperti, laksana, bak, dan bagaikan.

Contoh

Kutipan majas simile pada hikayat bayan budiman:

Adapun akan hamba, tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar.

Kutipan majas simile pada cerpen tukang pijat keliling:

Ketepatannya membaca nasib seperti seorang petani memahami gerak musim-musim.


-baik pada hikayat bayan budiman maupun cerpen tukang pijat keliling, menuliskan majas simile dengan kata seperti.-


D.    Persamaan dan perbedaan hikayat dan cerita rakyat

Persamaan hikayat dan cerita rakyat adalah antara lain: Sama-sama teks narasi fiksi. Mempunyai unsur intrinsik yang sama, yaitu tema, tokoh dan penokohan, sudut pandang, latar, gaya bahasa, dan alur. Penggunaan gaya bahasa (majas) dan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dan urutan kejadian.

No

Persamaan hikayat dan cerita rakyat

Perbedaan hikayat dan cerita rakyat

1

Fungsi dan tujuan umumnya sama, yaitu sebagai pelipur lara hati si pembaca

 

Hikayat cenderung terikat oleh bahasa melayu, sedangkan cerita rakyat lebih luwes.

 

2

Keduanya merupakan salah satu karya sastra

 

Isi hikayat biasanya bercerita tentang kehebatan dan kesaktian para raja, pangeran dll, sedangkan cerita rakyat umunya memiliki cerita tentang kehidupan masyarakat setempat.

3

Sama-sama menceritakan tentang kejadian masa lalu/lampau

 

Hikyat umumnya menggunakan kata pembuka “ Alkisah “ , sedangkan cerita rakyat menggunkan kata pembuka “ Pada Zaman Dahulu Kala “.

 

4

Bertujuan untuk menyampaikan hal-hal yang baik atau berupa ajaran-ajaran bagi si pembaca.

 

Hikayat biasanya menggunakan kata penghubung maka, syahibul hikayat, shahdan, pada itu dll, sedangkan cerita rakyat menggunakan kata penghubung kemudian, selanjutnya, begitupula dll.