Teks Cerita Sejarah



Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

            Teks cerita sejarah memiliki ciri khas atau kaidah kebahasaan dalam penulisannya. Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan teks cerita sejarah.

1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau, seperti: “prajurit diperintahkan untuk membersihkan gudang senjata telah menyelesaikan tugasnya”, “Gajah mada telah berhasil menaklukkan musuhnya”.

2.    Banyak menggunakan kata atau konjungsi yang menyatakan urutan waktu (kronologis) seperti: mula mula, setelah itu, lalu, kemudian, sejak saat itu.

3.   Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan atau biasa disebut kata kerja material: menggores, mendayung, menggenggam.

4.  Banyak menggunakan kalimat tidak langsung dalam menceritakan tuturan tokoh, misalnya: menceritakan bahwa, mengungkapkan, menurut, mengatakan bahwa, menuturkan.

5.    Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang ada di dalam pikiran tokoh (kata kerja mental) seperti: mengharapkan, mendambakan, merasakan, menganggap, menginginkan.

6.      Menggunakan banyak dialog atau percakapan langsung antar tokoh.

7.   Menggunakan kata sifat atau descriptive language untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.

            Ciri kebahasaan teks cerita sejarah ditandai dengan adanya pronomina atau kata ganti, kata-kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, adanya kata kerja (verba) material, dan konjungsi (kata penghubung) temporal. Untuk lebih jelasnya bisa sobat lihat dibawah ini.

merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.

  1. kata ganti orang pertama tunggal, misalnya : saya, aku, beta, sahaya ;
  2. kata ganti orang pertama jamak, misalnya : kami, kita ;
  3. kata ganti orang kedua tunggal, misalnya : kamu,engkau, kau, anda, dikau ;
  4. kata ganti orang kedua jamak, misalnya : kalian
  5. kata ganti orang ketiga tunggal, misalnya : dia, ia, beliau, -nya
  6. kata ganti orang ketiga jamak, misalnya : mereka

merupakan kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.

  • Verba material

adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan suatu aktivitas yang menggunakan fisik dalam melakukannya, misalnya membaca, melempar, mendorong, dan lainnya.

berguna untuk menata urutan-urutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita sejarah banya memanfaatkan konjungsi (kata penghubung) temporal. Contohnya yaitu “kemudian”, “setelah”, “lalu” dan lainnya.

  • Kalimat Majemuk

kalimat yang terdiri atas dua kalimat atau lebih yang digabungkan menjadi satu kalimat .

kalimat  :

Pada akhirnyaBelanda mengakui kedaulatan Indonesia dalam konverensi yang diadakan di Den Haag.

        Ket.               S                P                             O                               ket.

 

Perbedaan Teks Sejarah dan Novel Sejarah

            Simpulannya, teks sejarah adalah fakta, sementara teks cerita dan novel sejarah adalah imajinasi atas fakta. Sementara itu, berikut adalah analisis bandingan perbedaan novel sejarah dengan teks sejarah.

No

Teks Sejarah

               Novel Sejarah

1

Dituntut untuk menyajikan hal-hal faktual yang benar-benar ada dan pernah terjadi.

Bebas untuk menggambarkan sesuatu yang tidak pernah ada.

2

Sejarawan wajib untuk menyampaikan sesuatu sebagaimana adanya, sesuai dengan realita, tidak boleh direka atau ditambah-tambahkan.

Novel bebas sepenuhnya dalam menciptakan sesuai dengan imajinasinya mengenai apa, kapan, siapa, dan dimananya, namun tetap memiliki keterkaitan dengan situasi atau tokoh sejarah.

3

Hubungan antar fakta satu dengan yang lainnya perlu direkonstruksi, setidaknya melibatkan topografis atau kronologinya.

Imajinasi dan kemampuan mencipta pengaranglah yang mewujudkan cerita sebagai suatu koherensi yang memiliki hubungan dengan situasi sejarah.

4

Sejarawan harus bisa membuktikan bahwa yang dibawakan pada masa kini dapat dilacak eksistensinya di masa lalu.

Tidak terikat pada fakta sejarah sepenuhnya, terutama bagi mengenai apa, siapa, kapan dan di mana, tidak butuh bukti atau saksi seperti teks sejarah.

5

Sejarawan terikat pada fakta mengenai apa, siapa, kapan, dan di mana

Pelaku-pelaku, hubungan antarpelaku, kondisi, situasi hidup, dan keadaan masyarakat secara universal harus sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Pelaku atau tokoh, hubungan, situasi, dan kondisi masyarakat dapat berasal dari imajinasi yang hanya memiliki relevansi dengan sejarah.

                                                                                                                        Kemdikbud, 2017, hlm. 51)

            Novel sejarah dikategorikan sebagai novel rekon atau novel ulang. Novel rekon terdiri dari tiga jenis, yakni:

1.      Rekon pribadi, yang memuat keterlibatan penulis dalam peristiwa secara langsung.

2.      Rekon faktual, berisi kejadian faktual, eksperimen ilmiah, jurnal warta, catatan kepolisian, dsb.

3.      Rekon imajinatif, memuat kisah faktual namun dikhayalkan kembali menjadi cerita yang lebih rinci dan menarik.

            Tentunya novel sejarah termasuk pada rekon imajinatif. Dimana sejarah hanya menjadi dasar untuk berbagai unsur pembangun novelnya saja. Maka dari itu, selain menikmati ceritanya, sangat penting bagi kita untuk mampu mendapat informasi apa saja yang benar-benar faktual dan mana yang imajinasi dari novel sejenis ini.


No comments:

Post a Comment