Membandingkan Teks Eksposisi

Artikel Membandingkan Teks Eksposisi, Prosedur Kompleks, 

Laporan Hasil Obervasi, dan Eksplanasi


Kenali Lebih Jauh Berbagai Jenis Teks



             Ketika menggeluti dunia tulis menulis, pasti tak kan terlepas dengan sesuatu yang bernama teks. Ya, teks, suatu kesatuan bahasa yang memiliki isi dan bentuk, baik lisan maupun tulisan yang disampaikan oleh seorang pengirim kepada penerima untuk menyampaikan pesan tertentu. Ditinjau dari fungsinya yang sangat penting yaitu untuk menyampaikan pesan tertentu, tak heran jika dewasa ini sebagian besar lapisan masyarakat sudah tak asing lagi dengan berbagai jenis teks, termasuk dunia pendidikan Indonesia. Dalam dunia pendidikan Indonesia, banyak sekali jenis teks yang harus dipelajari seperti teks eksposisi, eksplanasi, laporan hasil observasi, dan prosedur kompleks. Dengan beragamnya jenis teks tersebut, semakin menuntut siswa untuk lebih memahami ciri-ciri, fungsi, dan penggunaan berbagai jenis teks yang telah beredar.


Teks Eksposisi

Teks eksposisi merupakan suatu teks yang berisi  tesis mengenai suatu hal yang disertai argumen-argumen untuk menegaskan atau memperkuat pendapat tersebut. Tujuan dari teks ini ialah untuk memaparkan dan menjelaskan sesuatu agar pengetahuan pembaca bertambah. Meskipun di dalam teks eksposisi terdapat pendapat dari penulis, perlu di garis bawahi jika di dalam teks eksposisi tidak mengandung unsur subjektivitas. Karena semua pendapat penulis disertai dengan argumen-argumen yang berdasar atau memiliki fakta yang kuat untuk mempertegas pendapat terebut.

Ciri-ciri teks eksposisi yang membedakannya dari teks lain ialah

1.      Teks eksposisi menjelaskan suatu informasi

2.      Teks eksposisi menggunakan gaya informasi yang persuasif atau mengajak

3.    Teks eksposisi harus memberikan penyampaian seara lugas dan mengeluarkan bahasa yang   baku

4.     Teks eksposisi tidak melakukan pemihakan, artinya penulis tidak memaksakan kehendaknya ke pembaca

5.     Teks eksposisi berisikan fakta untuk memperkuat tesis penulis

Teks eksposisi memiliki struktur yang terdiri dari tesis, argumentasi, dan penegasan ulang pendapat. Tesis berisi tentang sudut pandang dari penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Biasanya tesis disampaikan seorang penulis dalam bentuk pernyataan atau teori yang terletak di awal teks.

Struktur kedua dari teks eksposisi ialah argumentasi. Fungsi dari argumentasi ini adalah untuk memperkuat atau mempertegas tesis yang telah disampaikan penulis di awak. Argumentasi bisa berupa pernyataan umum yang berisikan data hasil penelitian atau pernyataan dari orang-orang yang ahli di bidangnya atau bisa juga berdasarkan fakta dai berbagai media yang bisa dipercaya.

Struktur terakhir dari teks eksposisi ialah penegasan ulang pendapat. Bagian penegasan ulang pendapat biasanya berisi simpulan dari argumen-argumen penulis. Seperti namanya, bagian terakhir dari teks ekposisi ini berfungsi untuk menegaskan kembali pendapat penulis yang telas disampaikan di awal.

 

      Teks Prosedur Kompleks

Jenis teks lain yang tak kalah populernya dengan teks eksposisi yaitu teks prosedur kompleks. Jenis teks yang satu ini sangat mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dari namanya bisa kita ketahui jika teks prosedur kompleks ialah teks yang berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Teks ini memiliki fungsi sosial untuk menjelaskan bagaimana sesuatu tersebut bisa dilakukan dengan langkah-langkah yang urut.

Ciri-ciri teks prosedur kompleks ialah berisikan langkah-langkah, disusun secara informatif, dijelaskan secara mendetail, bersifat objektif, menggunakan syarat/pilihan, bersifat universal, bersifat aktual dan akurat, serta bersifat logis.

Teks prosedur kompleks terdiri dari tiga bagian yaitu tujuan, material, dan bagian yang berisikan langkah-langkah. Struktur yang pertama ialah tujuan. Bagian tujuan berisi tujuan dari pembuatan teks prosedur tersebut atau hasil akhir yang akan dicapai. Biasanya bagian tujuan ini bisa kita jumpai pada judul sebuah teks prosedur kompleks.

Struktur selanjutnya yaitu bagian material. Bagian meterial berisi informasi tentang alat atau bahan yang dibutuhkan. Bagian material ini bersifat opsional, boleh ada atau boleh tidak. Bagian material ini sering kali kita temui dalam teks proedur kompleks yang terdapat dalam resep makanan.

Struktur yang terakhir yaitu bagian langkah-langkah. Bagian ini berisikan prosedur yang harus diikuti oleh pembaca tujuan dari teks ini bisa tercapai. Biasanya dalam mengikuti langkah-langkah dalam teks prosedur kompleks, urutan dalam langkah-langkahnya tidak bisa dibolak-balik atau kita harus mengikuti langkah-langkahnya secara runtut.

 

      Teks Eksplanasi

Teks ekplanasi adalah sebuah teks yang berisi penjelasan – penjelasan lengkap mengenai suatu topik yang berhubungan dengan fenomena – fenomena alam maupun sosial yang terjadi di kehidupan sehari – hari. Tujuan dari teks eksplanasi ialah untuk memberikan informasi sejelas – jelasnya kepada pembaca agar paham atau mengerti tentang suatu fenomena yang terjadi.

Ciri-ciri teks eksplanasi yang membedakan teks ini dengan teks yang lain ialah teks ini memuat informasi – informasi berdasarkan fakta, membahas suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau ilmu pengetahuan, bersifat informatif, dan tidak berusaha mempengaruhi pembaca untuk mempercayai hal yang dibahas di dalam teks.

Teks eksplanasi memiliki sturktur  yang terdiri dari pernyataan umum, penjelas, serta penutup. Struktur pertama dari teks eksplanasi ialah pernyataan umum. Bagian pernyataan umum ialah bagian pertama dari teks eksplanasi. Bagian ini menyampaikan topik atau permasalahan yang akan di bahas pada teks ekplanasi yang berupa gambaran umum mengenai apa dan mengapa suatu fenomena tersebut bisa terjadi.

Struktur berikutnya ialah bagian penjelas. Bagian penjelas adalah bagian  mengandung penjelasan – penjelasan mengenai sebuah topik yang akan dibahas secara lebih mendalam.

Struktur terakhir dari teks eksplanasi ialah penutup. Bagian penutup merupakan bagian yang mengandung intisari atau kesimpulan dari fenomena yang telah dibahas. Di dalam bagian ini juga bisa ditambahkan saran atau tanggapan penulis mengenai fenomena tersebut.

 

      Teks Laporan Hasil Observasi

Jika kita melakukan suatu pengamatan dan ingin melaporkannya ke khalayak umum, pasti kita akan membutuhkan jenis teks ini, teks laporan hasil observasi. Seperti namanya teks laporan hasil observasi ialah teks yang melaporkan hasil dari kegiatan observasi atau pengamatan yang telah dilakukan.

Ciri-ciri teks laporan hasil observasi adalah teks ini menyajikan informasi. Hal yang perlu diperhatikan adalah semua informasi yang disajikan dalam teks laporan hasil observasi sifatnya faktual atau berdasarkan kenyataan (fakta) yang berasal dari pengamatan sehingga tidak ada unsur mengada-ngada. Fakta yang ada di dalam teks biasanya disajikan dalam bentuk gambar, bagan, tabel dan grafik. Dalam menyampaikan informasi kepada pembaca, penulis menggunakan bahasa yang baku dan lugas.

Teks laporan hasil observasi terdiri dari tiga bagian yaitu definisi umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. Bagian pertama dari teks laporan hasil observasi ialah definisi umum. Bagian definisi umum merupakan bagian yang berisi pengertian atau konsep dasar dari apa yang diobservasi atau berisikan topik yang diangkat.

Struktur selanjutnya yaitu bagian deskripsi. Struktur yang satu ini berisi pengertian yang lebih jelas tentang konsep dari topik yang dilaporkan.

Struktur yang terakhir yaitu deskripsi manfaat. Struktur deskripsi manfaat berisi tentang manfaat dari objek observasi atau manfaat apa yang bisa diambil dari proses observasi yang telah dilakukan.

 

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan jika teks eksposisi, eksplanasi, laporan hasil observasi, dan prosedur kompleks memiliki ciri yang sama yaitu bertujuan menambah wawasan pembaca. Seperti yang kita ketahui, dalam membangun sebuah teks, kita tidak akan pernah terpaku pada satu jenis teks saja, tapi kita akan terpengaruh pada teks yang lainnya. Karena pada dasarnya semua teks yang disebutkan di atas saling berkaitan satu sama lain.

 


Mengonstruksikan teks eksposisi




A.   Menginterpretasi Makna dalam Teks Eksposisi

Eksposisi biasa digunakan seseorang untuk menyajikan gagasan. Gagasan tersebut dikaji oleh penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis atau pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis. Dengan kata lain, ia bertanggung jawab untuk membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi permasalahan tersebut.

 a.    Pengertian dan Tujuan

Eksposisi merupakan paparan yang bertujuan memberi tahu atau menerangkan sesuatu agar orang lain memahami pendapat yang disampaikannya. Teks eksposisi memiliki tujuan untuk memaparkan atau menjelaskan sejelas-jelasnya mengenai sejumlah informasi tertentu kepada para pembaca, sehingga dengan membaca teks eksposisi maka pembaca akan mendapatkan pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau kejadian.

 b.    Ciri – ciri teks eksposisi

1.    Menjelaskan informasi atau pengetahuan tentang suatu hal;

2.    Gaya informasi yang bersifat mengajak;

3.     Penyampaian menggunakan bahasa baku dan disampaikan secara lugas;

4.    Bersifat netral atau tidak memihak;

5.    Teks memuat fakta yang terdapat di lapangan. Fakta dipakai sebagai alat konkritasi dan alat kontribusi. Konkritasi adalah fakta suatu teks atau keabsahan suatu teks. Sedangkan kontribusi adalah segala bentuk tindakan dan pemikiran yang bertujuan untuk mewujudkan cita – cita bersama.

 B.   Mengembangkan Isi Eksposisi

Eksposisi dikembangkan berdasarkan gagasan pokok yang dinyatakan dalam tesis atau pernyataan pendapat. Untuk menguatkan pendapat tersebut digunakanlah argumen-argumen.

a) Gagasan Pokok ialah gagasan yang menjadi dasar atau tumpuan yang dikembangkan untuk pemikiran selanjutnya. Gagasan pokok bias disebut juga gagasan utama, pikiran utama, pokok pikiran dan ide pokok.

b) Gagasan penjelas adalah gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama. Gagasan penjelas umumnya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.



C.   Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Eksposisi

Teks eksposisi merupakan teks yang dibangun oleh pendapat atau opini. Sejalan dengan isi teks eksposisi, struktur teks eksposisi  meliputi (a) tesis atau penyataan pendapat, (b) argumentasi, dan (c) penegasan ulang.

 a.    Struktur Teks Eksposisi

a)    Isi (tesis): Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian pembuka dalam teks eksposisi. Bagian tersebut berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi.

b). Argumentasi: Argumentasi merupakan unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan. Argumentasi dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para ahli. Argumen yang baik harus mampu mendukung pendapat yang disampaikan penulis atau pembicara.

c)    Penegasan Ulang: penegasan ulang, yaitu bagian yang bertujuan menegaskan pendapat awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat.

b.    Kebahasaan Yang Ada Pada Teks Eksposisi

Dalam teks eksposisi banyak digunakan istilah yang sesuai dengan bidang permasalahan yang dibahas. Penggunaan istilah tersebut membantu penulis atau pembicara memperkuat gagasan yang disampaikan. Selain menggunakan istilah dalam bidang yang dibahas, teks eksposisi juga banyak menggunakan kata sifat.

a)    Pengunaan Istilah

Istilah adalah seperangkat prinsip dan ketentuan untuk pembentukan istilah. Suatu istilah juga dapat di Definisikan sebagai sebutan khusus, kata atau frasa. Istilah juga dapat didefinisikan sebagai Suatu kata atau frasa (kombinasi kata-kata) yang digunakan sebagai nama atau simbol dan yang dengan hati-hati mengekspresikan makna suatu konsep, proses, kondisi atau karakteristik yang unik dalam bidang tertentu, seperti sains, teknologi, seni dan sebagainya.

Dalam pengunaan istilah digolongkan menjadi dua yaitu, itilah umum dan istilah khusus

1.    Istilah umum

Istilah umum adalah kata yang telah menjadi bahasa umum atau telah digunakan dan dipahami oleh orang-orang mengenai artinya.

2.    Istilah Khusus

Istilah khusus adalah kata-kata yang penggunaannya terbatas pada bidang tertentu. Jenis istilah ini tidak diketahui semua orang. Karena itu, kalian harus menemukannya terlebih dahulu untuk menggunakannya.

b)    Kata Sifat (Adjektiva)

merupakan kelas kata yang mengubah kata benda dan kata ganti.

D.   Menyajikan Gagasan  ke  dalam Teks Eksposisi

Pada setiap paragraf terdapat gagasan pokok selalu terdapat satu gagasan pokok yang juga dikenal sebagai ide pokok. Ide pokok itulah yang menjadi kerangka pengembangan sebuah paragraf. Dalam penyajian gagasan ke dalam teks eksposisi sama Seperti yang diuraikan pada materi mengembangkan isi paragraph eksposisi.

E.   Langkah Menyusun Teks Eksposisi

1. Menentukan topik
2. Menentukan tujuan penulisan
3. Membuat kerangka teks
4. Mengembangkan gagasan pokok dan gagasan penjelas
5. Menuliskan teks eksposisi secara padu

 

Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Eksplanasi

 

 

1.      Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Eksplanasi sebagai Salah Satu Kegiatan Membaca

a.       Pengertian Membaca

            Membaca merupakan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf, kata, serta kalimat. Keterampilan membaca adalah salah satu target dalam kurikulum 2013.

            Tarigan (2008, hlm. 7) mengemukakan, bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata/bahasa tulis”. Membaca merupakan proses pengambilan pesan dari bahan bacaan yang dibaca. elain itu Syamsuddin (2011, hlm. 50) mengemukakan, bahwa “Membaca itu diartikan sebagai suatu kegiatan pemahaman terhadap bahasa tulis oleh seseorang yang ingin mengetahui isi bacaan”. Dengan demikian bahwa membaca merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan serta memperoleh pemahaman terhadap bahan bacaan. Mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi merupakan kegiatan membaca karena mengidentifikasi merupakan kegiatan pencarian informasi dalam suatu teks.

 

b.      Tujuan Membaca

            Membaca memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah untuk mendapatkan informasi. Tujuan membaca lainnya adalah sebagai berikut:

            Anderson dalam Tarigan (2008, hlm.9-11) mengemukakan tujuh tujuan membaca diantaranya adalah:

1)    Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang te-lah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).

2)      Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).

3)      Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan ke-jadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).

4)      Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasila atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).

5)      Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasi (reading to classify).

6)      Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca untuk mengevaluasi (reading to evaluate).

7)      Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mem-punyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).

 

            Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi merupakan membaca untuk mengelompokkan atau membaca untuk mengklasifikasikan karena dalam penelitian kali ini peserta didik diminta mencari informasi yang terkandung dalam teks eksplanasi.

 

c.       Jenis-jenis Membaca

            Membaca terbagi kedalam empat jenis seperti yang diungkapkan oleh Tarigan sebagai berikut:

1)      Membaca Nyaring

Tarigan (2008, hlm. 23) mengemukakan, bahwa “membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain untuk menangkap dan memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang”.

Membaca nyaring merupakan membaca dengan menngunakan suara untuk mendapat informasi dari bahan bacaan yang dibaca. 

2)      Membaca Ekstensif

Tarigan (2008, hlm. 32) “Membaca ekstensif berarti membaca secara luas . Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin”. 

3)      Membaca Telaah Isi

Tarigan (2008, hlm. 40) mengemukakan, bahwa “menelaah isi sesuatu bacaan menuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir, serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahan bacaan”. 

4)      Membaca Telaah Bahasa

Telaah bahasa mencakup dua bagian yaitu:

a)      Membaca Bahasa

Tujuan utama pada membaca bahasa ini adalah sebagai berikut:

(1)   Memperbesar Daya Kata

Tarigan (2008, hlm. 124) mengemukakan “Dalam kegiatan membaca bahasa untuk memperbesar daya kata, ada beberapa hal yang harus kita ketahui”, antara lain:

(a)    Ragam ragam bahasa;

(b)   Mempelajari makna kata dari konteks;

(c)    Bagian-bagian kata;

(d)   Penggunaan kamus;

(e)    Makna-makna varian;

(f)    Idiom;

(g)   Sinonim dan antonim;

(h)   Konotasi dan denotasi;

(i)     derivasi.

(2)   Mengembangkan Kosa Kata

Tarigan (2008, hlm. 133) mengemukakan “upaya memperbesar daya kata hanya dapat berhasil dengan baik bila diikuti oleh upaya mengembangkan serta memperkaya kosa kata, terlebih-lebih kosa kata yang ada kaitannya dengan kritik (criticism)”.

b)      Membaca Sastra

Tarigan (2008, hlm. 142) mengemukakan “Penggunaan bahasa dalam karya sastra, apabila seorang pembaca dapat mengenal serta mengerti seluk-beluk bahasa dalam suatu karya sastra, semakin mudahlah dia memahami isinya serta menikmati keindahannya. Untuk itu paling sedikit, seorang pembaca harus dapat membedakan bahasa ilmiah dan bahasa sastra”.

Dari pernyataan-pernyataan di atas penulis menyimpul-kan bahwa pembelajaran mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi termasuk dedalam membaca telaah isi. Dalam pembelajaran mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi memahami setiap isi teks.

2.      Hakikat Mengidentifikasi

a.       Pengertian Mengidentifikasi

Mengidentifikasi adalah menentukan atau menetapkan identias. Merujuk pengertian tersebut dapat diartikan bahwa mengidentifikasi adalah mengambil atau menentukan informasi dari bahan bacaan atau teks yang dibaca. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa mengidentifikasi teks eksplanasi merupakan proses menentukan identitas atau proses membaca untuk menemukan informasi dalam teks eksplanasi.

b.      Langkah-langkah Mengidentifikasi

Mengidentifikasi teks eksplansi merupakan suatu kegiatan yang harus terus dilatih agar peserta didik dapat mengidentifikasi teks eksplanasi.

Tarigan (2008, hlm. 38) mengemukakan langkah-langkah mengidentifikasi adalah sebagai berikut:

1)      mengadakan survey terlebih dahulu terhadap apa yang akan ditelaah.

2)      memformulasikan serangkaian pertanyaan mengenai subyek yang akan ditelaah.

3)      membaca teks yang akan ditelaah

4)      membaca sekilas (skimming), sebagian lagi membaca secara intensif untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diinginkan.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa mengidentifikasi terbagi dalam empat langkah yang harus ditempuh. Hal tersebut dilakukan agar proses identifikasi informasi dalam teks eksplanasi dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat.

3.      Informasi dalam Teks Eksplanasi

a.      Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan tentang suatu keadaan, seperti yang dikemukakan oleh Kosasih (2017, hlm. 178) mengemukakan bahwa “Teks ekslpanasi merupakan teks yang menjelaskan hubungan peristiwa atau proses terjadinya sesuatu (secara lengkap)”. Teks ekplanasi mengungkapkan suatu kejadian, atau mengungkapkan suatu proses terjadinya peristiwa.

Senada dengan Kosasih Isnatun dan Farida (2013,hlm.80) mengungkapkan bahwa “Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan tentang proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam atau sosial”. Kedua pernyataan tersebut sepakat bahwa teks eksplanasi adalah teks yang mengungkap proses terjadinya sesuatu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teks eksplanasi merupakan teks yang berisi proses terjadinya suatu peristiwa atau fenomena-fenomena alam atau sosial secara lengkap dan tersusun.

b.      Struktur Teks Eksplanasi

Semua teks dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia pastinya memiliki struktur atau urutan dalam teks tersebut. Teks eksplanasi juga memiliki beberapa struktur. Struktur teks eksplanasi menurut Kosasih (2017,hlm.178) adalah sebagai berikut:

1)      Identifikasi fenomena (phenomenon identification) mengidentifikasi suatu yang akan diterangkan.

2)      Penggambaran rangkaian kejadian (exsplanation sequence), memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.

a)      Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan urutan waktu.

b)      Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kuasalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.

3)      Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya.

c.       Kaidah Teks Eksplanasi

Karena dalam teks eksplanasi terdapat fungsi sebab-akibat dan penyusunannya yang kronologis, maka penggunaan konjungsi dan kata keterangan waktu tidak dapat terhindarkan.

Kaidah kebahasaan teks eksplanasi menurut Kosasih (2014, hlm. 183) adalah sebagai berikut:

1)      Penunjuk keterangan waktu, misalnya beberapa saat, setelah, segera setelah, pada tanggal, sebelumnya. Disamping itu, kata penunjuk keterangan yang mungkin digunakan adalah selagi, ketika, ketika itu, pada masa lalu, bertahun-tahun, selama, dalam masa sekarang.

2)      Penunjuk keterangan cara, misalnya sangat ketat, dengan tertib dan tenang, penuh haru, melalui surat kabar, sedikit demi sedikit, sebaik-baiknya, dengan jalan yang benar.

d.      Informasi dalam Teks Eksplanasi

Informasi penting dalam sebuah teks biasanya disebut dengan pokok-pokok informasi. Dalam bahasa Indonesia, pokok-pokok informasi dapat disingkat dengan ADIKSIMBA. Dalam teks eksplanasi juga mengandung informasi yang berupa ADIKSIMBA.

Seperti yang dikemukakan oleh Kosasih (2017, hlm. 243) informasi dapat disingkat dengan ADIKSIMBA.

1)      Apa peristiwanya?

2)      Siapa yang mengalami peristiwa itu?

3)      Di mana terjadinya peristiwa itu?

4)      Kapan terjadinya peristiwa itu?

5)      Mengapa peristiwa itu terjadi?

6)      Bagaimana proses peristiwa itu terjadi?