Tips Mengonstruksi Sebuah Karya Ilmiah

    Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan Yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, dan pengumpulan data Yang di peroleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah Yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan Yang di teliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat di lakukan sesudah timbul suatu masalah, Yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.

1. Memilih Topik

                                     Topik tentang kereta api uap   

     Topik adalah permasalahan pokok Yang akan di bahas dalam karya tulis. Topik ini berguna sebagai pengendali agar apa Yang disampaikan dalam karya tulis lebih fokus atau terarah. Pemilihan topik harus tepat, menarik, dan bermanfaat baik bagi penyusun maupun pembaca.

2. Pengumpulan Sumber Bahan/Pustaka

      Pengumpulan sumber dari buku rujukan. 

    Sumber bahan penyusun karya tulis bisa diperoleh melalui berbagai macam antara lain, penelitian, wawancara, maupun melalui membaca buku rujukan. Sumber informasi Yang disajikan baik bersumber dari karya tulis ilmiah, teori, pendapat, atau kutipan lain harus di ungkapkan dengan jelas.


3. Merancang Sistematika 

                                            Membuat Sistematika karya ilmiah. 


4. Mengembangkan Sistematika

      Setelah bahan penulisan karya tulis telah lengkap dan sistematika telah di buat, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkannya menjadi karya tulis.

5. Penulisan Daftar Pustaka

    Dalam penulisan karya ilmiah atau karya tulis, diperlukan sumber kepustakaan Yang diutamakan dalam daftar pustaka sebagai berikut;

1.  Nama pengarang. Penulisan nama pengarang. Yang terdiri atas dua unsur atau lebih harus di tulis dengan mendahulukan nama Yang terakhir (nama keluarga) disertai tanda        koma.

2. Tahun Terbit. Keterangan tahun terbit dalam daftar pustaka di tuliskan di belakang nama pengarang atau di belakang keterangan  tempat dan nama penerbit.

3. Judul dan SubjudulJudul dan subjudul diawali dengan huruf kapital, kecuali kata tugas, kata      depan, dan kata hubung. Judul karangan Yang        di terbitkan di tulis miring.

4.Tempat dan Nama Penerbit. Keterangan tempat terbit dan nama penerbit di tuliskan langsung dibelakang judul. Di antara tempat dan nama          penerbit di pisahkan tanda titik dua. Penulisan        tempat dan nama penerbit di akhiri tanda titik. 


Menelaah sebagai Salah Satu Kegiatan Membaca Kritis

 


TEKS BIOGRAFI


                    Menelaah sebagai Salah Satu Kegiatan Membaca Kritis

                a.       Pengertian Menelaah sebagai Keterampilan Membaca Kritis

Kegiatan menelaah termasuk ke dalam keterampilan membaca, karena hal pertama yang akan dilakukan sebelum menelaah teks yaitu membaca. Keterampilan membaca akan memudahkan siswa dalam menelaah suatu teks yang akan dibaca. Membaca merupakan kegiatan menemukan informasi dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui lambang-lambang bahasa. Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang penting untuk dipelajari, karena membaca merupakan modal dasar manusia untuk mempelajari hal lain yang diinginkannya.

Menurut Tarigan (2013, hlm. 7) “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta diperguakanoleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis”. Membaca juga dapat diartikan sebagai proses menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan menjadi bunyi bermakna.

Tampubolon (2008, hlm. 5) “Mengatakan bahwa membaca termasuk ke dalam komunikasi tulisan, karena bunyi-bunyi bahasa yang biasa digunakan manusia secara langsung atau lisan diubah menjadi lambang-lambang tulisan dalam menyampaikan informasi”. Dikatakan pula bahwa bahasa tulisan dapat tahan lama, berbeda dengan bahasa lisan yang unsur-unsurnya selalu berubah


dan sering banyak yang dilupakan oleh pemakainya. Hal ini diperkuat dengan adanya sistem arsip dan perpustakaan.

Dari pendapat kedua ahli di atas, dapat disimpulakan bahwa membaca adalah suatu proses komunikasi tidak langsung yang dilakukan manusia untuk memperoleh pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh penulis dengan menggunakan lambang-lambang bahasa (tulisan) sebagai media komunikasinya.

Kegiatan menelaah merupakan kegiatan yang tak lepas dari komponen berbahasa, salah satunya adalah membaca kritis. Membaca kritis adalah suatu kegiatan membaca untuk mengetahui selak beluk sebuah tulisan. Albert dalam Tarigan (2013, hlm. 92) mengatakan bahwa, “membaca kritis (atau critical reading) adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksan, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan”.

Lebih lanjut Tarigan (2013, hlm. 92) menyatakan bahwa,

“Membaca kritis meliputi penggalian lebih mendalam di bawah permukaan, upaya untuk menemukan bukan hanya keseluruhan kebenaran mengenai apa yang dikatakan, tetapi juga menemukan alasan-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang dilakukannya. Apabila seorang pembaca menemukan bukan hanya apa yang dikatakan. Tetapi juga mengapa hal itu dikatakan, dia sudah mengarah ke pemahaman”.

 

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulan bahwa membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara mendalam untuk menemukan apa yang dikatakan penulis dan mengapa hal itu dikatakan. Menelaah termasuk ke dalam kegiatan membaca kritis, karena seorang pembaca membaca sebuah tulisan secara mendalam, mencari kekurangan dan kelebihan, serta mengevaluasi tulisan yang ia baca.

 

               b.   Tujuan Menelaah sebagai Kegiatan Membaca Kritis

Tujuan menelaah merupakan salah satu kegiatan dalam membaca. Seseorang yang membaca pasti memiliki tujuan tertentu tergantung jenis bacaan yang diminatinya. Jika membaca sebuah karya fiksi, maka ia sedang mencari hiburan dan ingin mencari kisah tokoh yang dibacanya. Jika ia membaca karya non-fiksi seperti buku teori, makalah, dan koran, maka ia sedang mencari informasi baru atau wawasan baru. Hal ini senada dengan pendapat Somadoyo (2011, hlm.1)

yang menyatakan bahwa, “membaca merupakan sarana untuk mempelajari dunia lain yang diinginkan sehingga manusia bisa memperluas pengetahuan, bersenang- senang, dan menggali pesan-pesan tertulis dalam bahan bacaan”.

Setiap bacaan yang dibaca seseorang, pasti memiliki manfaat masing-masing yang sangat berguna bagi pembacanya. Tarigan (2013, hlm. 9) mengemukakan pendapat bahwa,

“Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencangkup isi dan memahami makna bacaan. Berikut ini adalah beberapa tujuan yang penting dalam membaca.

1)      Membaca untuk memperoleh perincian atau fakta-fakta (reading for detail of facts)

2)     Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).

3)     Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).

4)     Membaca    untuk    menyimpulkan,    membaca    inferensi    (reading    for inference).

5)     Membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify)

6)      Membaca untuk menilai dan mengevaluasi (reading to evaluate)

7)     Membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).”

 

Ketujuh tujuan membaca diatas berkaitan dengan proses menelaah. Seseorang pembaca harus menelaah bahan bacaannya untuk memperoleh fakta- fakta mengetahui kronologis cerita, mengklasifikasi, mengevaluasi dan sebagainya. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, seorang pembaca harus pandai mengatur kecepatan membacanya. Banyak orang membaca kata demi kata, bahkan mengucapkannya secara cermat, dengan maksud dapat memahami isi bacaannya. Membaca kata demi kata memang bermanfaat, tetapi tidak cocok untuk semua tujuan.


Nilai Karakter yang Diteladani

a.    Pengertian Nilai Karakter yang Diteladani

Kemendiknas (2010, hlm. 12) memaparkan pengertian karakter sebagai               berikut.

Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia

internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).

Menurut Abidin (2015, hlm. 53) “karakter memiliki arti cara berperilaku seseorang dalam memandang suatu objek tertentu”. Karaketer seseorang dapat bersifat bawaan dan bentukan keadaan. Gunawan (2017, hlm. 3) memaparkan, “karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain”.

Melengkapi pernyataan ahli tersebut, Tadkiroatun Musfiroh (Kemendiknas, 2010, hlm. 12) berpendapat “karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku”.

Berdasarkan hal tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa nilai karakter yang diteladani adalah suatu nilai pribadi atau akhlak, tingkah laku yang dapat di teladani oleh lingkungan sekitar


b.    Jenis-jenis Nilai Karakter yang Diteladani

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:

1)     Religius

“Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,  dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.”

2)     Jujur

“Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya yang menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.”

3)     Toleransi

“Toleransi adalah sikap  dan  tindakan  yang  menghargai  perbedaan  agama, suku bangsa, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang yang berbeda dengan dirinya.Makna yang terkandung dalam data  adalah toleransi karena raja (atasan) mempunyai sikap menghargai perbedaan.”

4)     Disiplin

“Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku  tertib  dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.”

5)    Kerja keras

“Kerja keras adalah perilaku yang menujukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.”

6)     Kreatif

“Kreatif  adalah  cara  berpikir  dan  melakukan  sesuatu  untukmenghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.”

7)     Mandiri

“Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada  orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.Kandungan makna yang dapat diteladani adalah siswa diharapkan diajarkan sedari kecil untuk mandiri dalam melakukan tugas dan aktivitas.”

8)    Demokratis

“Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.”

9)    Cinta tanah air

“Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.”

       10)    Menghargai prestasi

“Menghargai prestasi adalah  sikap  dan  tindakan  yang  mendorong  dirinya  untuk  menghasilkan  sesuatu  yang  berguna  bagi   masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.”

11)    Bersahabat/komunikatif

“Bersahabat/komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lainCinta damai”

12)    Cinta damai

“Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa aman atas kehadiran dirinya.”

13)     Peduli sosial

“Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu  ingin  yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membuthukan.”

14)            Tanggung jawab

“Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang  untuk  melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam dan sosial), bangsa dan negara.”

 

               c.     Ciri-ciri Nilai Keteladana yang Diteladani

Karakter dikembangkan melalui nilai-nilai dasar berkarakter yang kemudian meningkat menjadi lebih tinggi sesuai dengan situasi dan kondisi. Menurut para ahli psikolog (Kemendiknas, 2010, hlm. 12) beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah sebagai berikut.

“cinta kepada Allah dan ciptaan-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya integritas.”

Menurut Abidin (2015, hlm.53) seseorang dikatakan berkarater apabila menunjukkan tiga ranah besar karakter sebagai berikut.

1)      Pengetahuan tentang moral

a.  Kesadaran moral yakni mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.

b.  Pengetahuan tentang moral yakni seseorang mengetahui jenis-jenis nilai moral misalnya jujur, toleran, adil, respek, disiplin, baik hati, tanggung jawab, mandiri, kerja keras, disiplin, dll.

c.  Pengembalian perspektif yakni kemampuan seseorang mengambil sudut pandang orang lain sebagaimana orang lain memandang, mengimajinasikan bagaimana mereka berpikir, mereaksi, dan berperasaan.

d.  Keberasalan moral yakni pemahaman seseorang atas mengapa hal itu disebut bermoral, apa sebenarnya moral? Dalamprakteknya seseorang harus menyadari misalnya apa arti penting menepati janji, bekerja sama, membantu orang lain, dan sebagainya.

e.  Pengambilan keputusan yani kemampuan seseorang dalam mengambil sebuah keputusan secara tepat dan bijak.

f.   Pemahaman diri yakni seseorang harus mampu mengetahui dirinya sendiri untuk meninjau ulang tingkah lakunya secara kritis,  mengevaluasi berbagai tingkah laku yang menyimpang dilakukannya.

 

2)     Perasaan Moral

a.  Kesadaran, artinya seorang yang bermoral menyadari betul  bahwa seseuatu itu benar, baik berdasarkan pengetahuan maupun berdasarkan perasaanya.

b.  Percaya diri, artinya seseorang dikatakan berkarakter jika ia telah memiliki perasaan percaya diri sehingga mampu mandiri dan tidak hanya bergantung kepada orang lain.

c.  Empati, artinya seseorang dikatakan berkarakter apabila telah memiliki kepedulian terhadap orang lain.

d.  Mencintai yang baik, artinya seseorang dikatakan berkarakter jika ia telah mencintai kebenaran, memperjuangkan kebenaran tersebut, dan nantinya berbuat segala sesuatu dengan benar.

e.  Kontrol diri, artinya seseorang dikatakan telah berkarakter jika ia mampu mengontrol dirinya secara emosional.

f.   Kerendahan hati, artinya mampu menerima kebenaran dan kemampuan untuk melakukan segala sesuatu yang diinginkan sesuai dengan nilai moral yang berlaku.”

Teks Biografi

1)              Pengertian Teks Biografi

Teks biografi ialah berkaitan dengan riwayat hidup seseorang, Nurgiantoro (2010, hlm. 29) mengatakan “Biografi adalah buku yang berisi riwayat seseorang, tentu saja tidak semua aspek kehidupan dan peristiwa yang dikisahkan, melainkan dibatasi pada hal-hal tertentu yang dipandang perlu dan menarik untuk diketahui orang lain pada hal-hal tertentu yang mempunyai nilai jual”. Biografi tidak sekedar biodata, tidak hanya daftar nama, tanggal lahir atau meninggal dan data-data penting lainnya, tetapi lebih kompleks dari pada itu. Kita bisa meneladani kisah biografi seseorang yang memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan seperti pahlawan menjadi pelajaran dan inspirasi untuk kita.

Menambah pemaparan diatas Farida (2013, hlm. 85) menyatakan, “Biografi merupakan kisah kehidupan seseorang yang bersumber pada kisah nyata (nonfiksi) yang lebih kompleks dari sekedar data tanggal lahir dan tanggal kematian dan data pekerjaan seseorang”.

Teks biografi harus memuat riwayat hidup seseorang berdasarkan fakta dari tokoh yang diangkat dalam biografi tersebut. Umumnya biografi memuat hal-hal yang menarik atau yang dianggap penting dari tokoh tersebut supaya patut untuk diteladani pembaca.

Zulfikar (2012, hlm. 42) mengatakan “ada beberapa tujuan dalam menulis biografi, diantaranya adalah ingin berbagi pengalaman hidup dan memikirkan, memetik hikmah keteladanan dan kearifan, sarana refleksi pengalaman hidup, mendokumentasikan sejarah , menciptakan citra positif, dan melegitimasikan kekuasaan dan pemikiran.”

Tim penyusun kemendikbud (2016, hlm. 215) menyatakan bahwa “teks biografi mempunyai struktur teks diantaranya:

a)      Orientasi atau setting berisis informasi mengenai latar belakang kisah atau peristiwa yang akan diceritakan selanjutnya untuk membantu pendengar atau pembaca. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan ihwal siapa, kapan, di mana, dan bagaimana. Maka tahap ini bagian pengenalan suatu tokoh, berbasis gambaran awal tentang tokoh tersebut didalam teks biografi.

b)       Peristiwa dan Masalah

Tahap ini adalah bagian kejadian atau peristiwa yang dialami oleh tokoh, berisi penjelasan suatu cerita baik berupa pemecahan masalah proses berkarir, peristiwa menyenangkan, menegangkan, menyedihkan hingga mengesankan yang pernah dialami oleh tokoh hingga mengantarkan meraih mimpi, cita-cita dan kesuksesan.”

Kesimpulan dari pengertian biografi adalah teks yang berisi mengenai kisah atau cerita suatu tokoh dalam mengarungi kehidupannya, entah itu berupa kelebihan, masalah atau kekurangan yang ditulis oleh seorang agar tokoh tersebut bisa menjadi teladan untuk orang banyak.


2)              Ciri-ciri Teks biografi

Tim Kemendikbud (2016, Hlm.209-210) Menyatakan bahwa “ciri-ciri teks biografi sebagai berikut.

a)     Teks biografi harus memuat informasi berdasarkan fakta pada tokoh yang diceritakan dalam bentuk narasi

b)     Memuat sebuah fakta pengalaman hidup suatu tokoh dalam memecahan masalah-masalah sampai pada akhirnya sukses, sehingga patut menjadi teladan.

c)     Teks biografi memiliki struktur yang jelas.”