TEKS BIOGRAFI
Menelaah sebagai Salah Satu
Kegiatan Membaca Kritis
a. Pengertian Menelaah sebagai Keterampilan Membaca Kritis
Kegiatan menelaah termasuk ke dalam
keterampilan membaca, karena hal pertama yang akan dilakukan sebelum menelaah
teks yaitu membaca. Keterampilan membaca akan memudahkan siswa dalam menelaah
suatu teks yang akan dibaca. Membaca merupakan kegiatan menemukan informasi dan
pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui lambang-lambang bahasa.
Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang penting untuk dipelajari, karena
membaca merupakan modal dasar manusia untuk mempelajari hal lain yang
diinginkannya.
Menurut Tarigan (2013, hlm. 7) “Membaca
adalah suatu proses yang dilakukan serta diperguakanoleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata/bahasa tulis”. Membaca juga dapat diartikan sebagai proses
menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup
pengubahan tulisan menjadi bunyi bermakna.
Tampubolon (2008, hlm. 5) “Mengatakan
bahwa membaca termasuk ke dalam komunikasi tulisan, karena bunyi-bunyi bahasa
yang biasa digunakan manusia secara langsung atau lisan diubah menjadi
lambang-lambang tulisan dalam menyampaikan informasi”. Dikatakan pula bahwa
bahasa tulisan dapat tahan lama, berbeda dengan bahasa lisan yang
unsur-unsurnya selalu berubah
dan sering banyak yang dilupakan oleh pemakainya. Hal ini
diperkuat dengan adanya sistem arsip dan perpustakaan.
Dari pendapat kedua ahli di atas, dapat
disimpulakan bahwa membaca adalah suatu proses komunikasi tidak langsung yang
dilakukan manusia untuk memperoleh pesan atau informasi yang ingin disampaikan
oleh penulis dengan menggunakan lambang-lambang bahasa (tulisan) sebagai media komunikasinya.
Kegiatan menelaah merupakan kegiatan
yang tak lepas dari komponen berbahasa, salah satunya adalah membaca kritis.
Membaca kritis adalah suatu kegiatan membaca untuk mengetahui selak beluk
sebuah tulisan. Albert dalam Tarigan (2013, hlm. 92) mengatakan bahwa, “membaca
kritis (atau critical reading) adalah
sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksan, penuh tenggang hati, mendalam,
evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan”.
Lebih lanjut Tarigan (2013,
hlm. 92) menyatakan bahwa,
“Membaca
kritis meliputi penggalian lebih mendalam di bawah permukaan, upaya untuk
menemukan bukan hanya keseluruhan kebenaran mengenai apa yang dikatakan, tetapi
juga menemukan alasan-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang
dilakukannya. Apabila seorang pembaca menemukan bukan hanya apa yang dikatakan.
Tetapi juga mengapa hal itu dikatakan, dia sudah mengarah ke pemahaman”.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat
disimpulan bahwa membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara
mendalam untuk menemukan apa yang dikatakan penulis dan mengapa hal itu
dikatakan. Menelaah termasuk ke dalam kegiatan membaca kritis, karena seorang
pembaca membaca sebuah tulisan secara mendalam, mencari kekurangan dan
kelebihan, serta mengevaluasi tulisan yang ia
baca.
b. Tujuan Menelaah sebagai Kegiatan
Membaca Kritis
Tujuan menelaah merupakan salah satu
kegiatan dalam membaca. Seseorang yang membaca pasti memiliki tujuan tertentu
tergantung jenis bacaan yang diminatinya. Jika membaca sebuah karya fiksi, maka
ia sedang mencari hiburan dan ingin mencari kisah tokoh yang dibacanya. Jika ia
membaca karya non-fiksi seperti buku teori, makalah, dan koran, maka ia sedang
mencari informasi baru atau wawasan baru. Hal ini senada dengan pendapat Somadoyo
(2011, hlm.1)
yang menyatakan bahwa, “membaca merupakan sarana untuk
mempelajari dunia lain yang diinginkan sehingga manusia bisa memperluas
pengetahuan, bersenang- senang, dan menggali pesan-pesan tertulis dalam bahan
bacaan”.
Setiap bacaan yang dibaca seseorang,
pasti memiliki manfaat masing-masing yang sangat berguna bagi pembacanya.
Tarigan (2013, hlm. 9) mengemukakan pendapat
bahwa,
“Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencangkup isi dan memahami makna bacaan. Berikut ini adalah beberapa tujuan
yang penting dalam membaca.
1) Membaca untuk memperoleh perincian atau fakta-fakta (reading for detail of facts)
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan,
organisasi cerita (reading
for sequence or organization).
4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
5) Membaca untuk mengklasifikasikan (reading to
classify)
6) Membaca untuk menilai dan mengevaluasi (reading to
evaluate)
7) Membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).”
Ketujuh tujuan membaca diatas berkaitan
dengan proses menelaah. Seseorang pembaca harus menelaah bahan bacaannya untuk
memperoleh fakta- fakta mengetahui kronologis cerita, mengklasifikasi,
mengevaluasi dan sebagainya. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, seorang
pembaca harus pandai mengatur kecepatan membacanya. Banyak orang membaca kata
demi kata, bahkan mengucapkannya secara cermat, dengan maksud dapat memahami
isi bacaannya. Membaca kata demi kata memang bermanfaat, tetapi tidak cocok
untuk semua tujuan.
Nilai Karakter yang Diteladani
a.
Pengertian Nilai
Karakter yang Diteladani
Kemendiknas (2010, hlm. 12) memaparkan
pengertian karakter sebagai berikut.
Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,
kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat,
bertabiat, dan berwatak”. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah
seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME,
dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia
internasional pada
umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan
kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
Menurut Abidin (2015, hlm. 53) “karakter memiliki arti
cara berperilaku seseorang dalam memandang suatu objek tertentu”. Karaketer
seseorang dapat bersifat bawaan dan bentukan keadaan. Gunawan (2017, hlm. 3)
memaparkan, “karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu
seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain”.
Melengkapi pernyataan ahli tersebut, Tadkiroatun Musfiroh
(Kemendiknas, 2010, hlm. 12) berpendapat “karakter mengacu kepada serangkaian
sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter menandai dan
memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku”.
Berdasarkan hal tersebut kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa nilai karakter yang diteladani adalah suatu nilai
pribadi atau akhlak, tingkah laku yang dapat di teladani oleh lingkungan
sekitar
b. Jenis-jenis Nilai Karakter yang Diteladani
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan
pendidikan nasional, yaitu:
1) Religius
“Religius
adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.”
2) Jujur
“Jujur
adalah perilaku yang didasarkan pada upaya yang menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.”
3) Toleransi
“Toleransi
adalah sikap dan tindakan
yang menghargai perbedaan
agama, suku bangsa, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang yang
berbeda dengan dirinya.Makna yang terkandung dalam data adalah toleransi karena raja (atasan)
mempunyai sikap menghargai perbedaan.”
4) Disiplin
“Disiplin
adalah tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.”
5) Kerja keras
“Kerja
keras adalah perilaku yang menujukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.”
6) Kreatif
“Kreatif adalah
cara berpikir dan
melakukan sesuatu untukmenghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.”
7) Mandiri
“Mandiri
adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya.Kandungan makna yang dapat diteladani adalah siswa diharapkan
diajarkan sedari kecil untuk mandiri dalam melakukan tugas dan aktivitas.”
8) Demokratis
“Demokratis
adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.”
9) Cinta tanah air
“Cinta
tanah air adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.”
10) Menghargai prestasi
“Menghargai
prestasi adalah sikap dan
tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna
bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.”
11) Bersahabat/komunikatif
“Bersahabat/komunikatif
adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lainCinta damai”
12) Cinta damai
“Cinta
damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
aman atas kehadiran dirinya.”
13) Peduli sosial
“Peduli
sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu
ingin yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membuthukan.”
14)
Tanggung jawab
“Tanggung
jawab adalah sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap dirinya
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam dan sosial), bangsa dan negara.”
c.
Ciri-ciri Nilai Keteladana yang Diteladani
Karakter dikembangkan melalui
nilai-nilai dasar berkarakter yang kemudian meningkat menjadi lebih tinggi
sesuai dengan situasi dan kondisi. Menurut para ahli psikolog (Kemendiknas,
2010, hlm. 12) beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah sebagai berikut.
“cinta kepada Allah dan ciptaan-Nya (alam dengan isinya), tanggung
jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya
diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan;
baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan. Pendapat
lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya,
rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan,
ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya integritas.”
Menurut Abidin (2015, hlm.53) seseorang
dikatakan berkarater apabila menunjukkan tiga ranah besar karakter sebagai
berikut.
1) Pengetahuan tentang
moral
a. Kesadaran moral yakni mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk.
b. Pengetahuan tentang moral yakni seseorang mengetahui
jenis-jenis nilai moral misalnya jujur, toleran, adil, respek, disiplin, baik
hati, tanggung jawab, mandiri, kerja keras, disiplin, dll.
c. Pengembalian perspektif yakni kemampuan seseorang
mengambil sudut pandang orang lain sebagaimana orang lain memandang,
mengimajinasikan bagaimana mereka berpikir, mereaksi, dan berperasaan.
d. Keberasalan moral yakni pemahaman seseorang atas
mengapa hal itu disebut bermoral, apa sebenarnya moral? Dalamprakteknya
seseorang harus menyadari misalnya apa arti penting menepati janji, bekerja
sama, membantu orang lain, dan sebagainya.
e. Pengambilan keputusan yani kemampuan seseorang dalam
mengambil sebuah keputusan secara tepat dan
bijak.
f. Pemahaman diri yakni seseorang harus mampu mengetahui
dirinya sendiri untuk meninjau ulang tingkah lakunya secara kritis, mengevaluasi berbagai tingkah laku yang
menyimpang dilakukannya.
2) Perasaan Moral
a. Kesadaran, artinya seorang yang bermoral menyadari
betul bahwa seseuatu itu benar, baik
berdasarkan pengetahuan maupun berdasarkan perasaanya.
b. Percaya diri, artinya seseorang dikatakan
berkarakter jika ia telah memiliki perasaan percaya diri sehingga mampu mandiri
dan tidak hanya bergantung kepada orang lain.
c. Empati, artinya seseorang dikatakan berkarakter
apabila telah memiliki kepedulian terhadap orang lain.
d. Mencintai yang baik, artinya seseorang dikatakan
berkarakter jika ia telah mencintai kebenaran, memperjuangkan kebenaran
tersebut, dan nantinya berbuat segala sesuatu dengan benar.
e. Kontrol diri, artinya seseorang dikatakan telah
berkarakter jika ia mampu mengontrol dirinya secara emosional.
f. Kerendahan hati, artinya mampu menerima kebenaran
dan kemampuan untuk melakukan segala sesuatu yang diinginkan sesuai dengan
nilai moral yang berlaku.”
Teks Biografi
1)
Pengertian Teks Biografi
Teks biografi ialah berkaitan dengan
riwayat hidup seseorang, Nurgiantoro (2010, hlm. 29) mengatakan “Biografi
adalah buku yang berisi riwayat seseorang, tentu saja tidak semua aspek
kehidupan dan peristiwa yang dikisahkan, melainkan dibatasi pada hal-hal
tertentu yang dipandang perlu dan menarik untuk diketahui orang lain pada
hal-hal tertentu yang mempunyai nilai jual”. Biografi tidak sekedar biodata,
tidak hanya daftar nama, tanggal lahir atau meninggal dan data-data penting
lainnya, tetapi lebih kompleks dari pada itu. Kita bisa meneladani kisah
biografi seseorang yang memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan seperti
pahlawan menjadi pelajaran dan inspirasi untuk
kita.
Menambah pemaparan diatas Farida (2013,
hlm. 85) menyatakan, “Biografi merupakan kisah kehidupan seseorang yang
bersumber pada kisah nyata (nonfiksi) yang lebih kompleks dari sekedar data
tanggal lahir dan tanggal kematian dan data pekerjaan seseorang”.
Teks biografi harus memuat riwayat hidup
seseorang berdasarkan fakta dari tokoh yang diangkat dalam biografi tersebut.
Umumnya biografi memuat hal-hal yang menarik atau yang dianggap penting dari
tokoh tersebut supaya patut untuk diteladani pembaca.
Zulfikar (2012, hlm. 42) mengatakan “ada
beberapa tujuan dalam menulis biografi, diantaranya adalah ingin berbagi
pengalaman hidup dan memikirkan, memetik hikmah keteladanan dan kearifan,
sarana refleksi pengalaman hidup, mendokumentasikan sejarah , menciptakan citra
positif, dan melegitimasikan kekuasaan dan pemikiran.”
Tim penyusun kemendikbud (2016, hlm.
215) menyatakan bahwa “teks biografi mempunyai struktur teks diantaranya:
a) Orientasi atau
setting berisis informasi mengenai latar belakang kisah atau peristiwa yang
akan diceritakan selanjutnya untuk membantu pendengar atau pembaca. Informasi
yang dimaksud berkenaan dengan ihwal siapa, kapan, di mana, dan bagaimana. Maka
tahap ini bagian pengenalan suatu tokoh, berbasis gambaran awal tentang tokoh
tersebut didalam teks biografi.
b) Peristiwa dan Masalah
Tahap
ini adalah bagian kejadian atau peristiwa yang dialami oleh tokoh, berisi
penjelasan suatu cerita baik berupa pemecahan masalah proses berkarir,
peristiwa menyenangkan, menegangkan, menyedihkan hingga mengesankan yang pernah
dialami oleh tokoh hingga mengantarkan meraih mimpi, cita-cita dan kesuksesan.”
Kesimpulan dari pengertian biografi adalah teks yang
berisi mengenai kisah atau cerita suatu tokoh dalam mengarungi kehidupannya,
entah itu berupa kelebihan, masalah atau kekurangan yang ditulis oleh seorang
agar tokoh tersebut bisa menjadi teladan untuk orang banyak.
2)
Ciri-ciri Teks biografi
Tim Kemendikbud (2016, Hlm.209-210)
Menyatakan bahwa “ciri-ciri teks biografi sebagai berikut.
a) Teks biografi harus
memuat informasi berdasarkan fakta pada tokoh yang diceritakan dalam bentuk narasi
b) Memuat sebuah fakta
pengalaman hidup suatu tokoh dalam memecahan masalah-masalah sampai pada
akhirnya sukses, sehingga patut menjadi teladan.
c) Teks biografi
memiliki struktur yang jelas.”