Menganalisis Isi Debat
Tujuan debat adalah mendapatkan kesepakatan atau persamaan pendapat
dalam menyikapi mosi, tetapi setiap pihak harus mempertahankan pendapatnya yang
sesuai dengan fakta. Apabila argumen yang disampaikan satu pihak lebih kuat dan
lebih meyakinkan, bukan tidak mungkin pada akhir debat pihak lain akan mengubah
pendapatnya tentang mosi.
Menganalisis Pendapat Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral dalam Debat
Sebelum menganalisis
kekuatan dan kelemahan pendapat pihak-pihak yang berdebat, hal yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah mengidentifikasi pendapat dan argumen yang
disampaikan masing-masing pihak.
MENGANALISIS ISI DEBAT
1. Menganalisis Pendapat Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral dalam Debat
Meskipun tujuan debat tidak untuk mencapai kesepakatan atau
persamaan pendapat dalam menyikapi mosi, tetapi masing-masing pihak harus mampu
mempertahankan pendapatnya dengan argumen yang kuat. Apabila argumen yang disampaikan satu pihak
lebih kuat dan lebih meyakinkan, bukan tidak mungkin pada akhir debat pihak
lain akan mengubah pendapatnya tentang mosi.
Sebelum menganalisis kekuatan dan kelemahan pendapat pihak-pihak yang berdebat, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengidentifikasi pendapat dan argumen yang disampaikan masing-masing pihak.
Contoh
: Apakah Ponsel Berbahaya ?
Pembicara
1
Tim Afirmasi
Saya
percaya bahwa penggunaan ponsel sangat berbahaya karena ponsel dapat
menyebabkan beberapa masalah dan ancaman bagi kehidupan manusia. Ancaman
tersebut adalah, ponsel berbahaya bagi keselamatan pengguna dan kehidupan
sosial dan keluarga.
Tim Aposisi:
Saya
tidak setuju bahwa penggunaan ponsel sangat berbahaya. Namun, sebaliknya ponsel
sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Menurut saya pengguna ponsel yang
tidak bertanggung jawablah yang menyebabkan ponsel dapat membahayakan kehidupan
mereka sendiri dan orang lain.
Tim
Netral
Menurut
saya, ponsel sangat berguna jika dipergunakan secara benar. Namun, di sisi lain
ponsel juga sangat berbahaya misalnya jika dipergunakan secara terus menerus
atau dipergunakan untuk hal-hal yang negatif.
Pembicara
2
Tim
Afirmasi
Saya
pikir ponsellah yang membahayakan penggunanya. Kita bisa melihat saat ini,
ponsel tidak hanya digunakan oleh orang dewasa tapi hampir semua umur telah
menggunakan ponsel. Bahkan anak-anak yang masih bersekolah di TK sudah
menggunakan ponsel. Pengguna di bawah umur inilah yang sangat rentan negatif
dari ponsel. Selain itu, melihat kecelakaan banyak terjadi di jalan raya yang
disebabkan oleh ponsel. Mereka seakan kecanduan memeriksa ponsel mereka di mana
saja, termasuk di jalan raya saat mereka mengemudi. Inilah yang menyebabkan
mereka kehilangan konsentrasi dan hasilnya kecelakaan. Itulah sebabnya kita
harus melarang pengemudi menggunakan ponsel saat mengemudi. Hal ini akan
mengurangi jumlah kematian di jalan raya karena ponsel.
Tim
Oposisi
Anda
mengatakan bahwa ponsellah yang membahayakan pengguna. Ini tidak adil karena
masih banyak orang di luar sana yang dapat menggunakannya secara bertanggung
jawab. Pengguna yang tidak bertanggung jawab adalah pembuat masalah itu karena
ponsel tidak akan beroperasi sendiri; perlu seseorang untuk mengoperasikannya.
Dalam kasus kecelakaan mobil, pengguna ponsel yang tidak bertanggung jawab yang
bersalah karena mereka mengoperasikan ponsel di waktu yang salah. Menanggapi
ide Anda tentang pelarangan membawa ponsel bagi pengemudi tidaklah tepat.
Justru ponsel dapat bermanfaat. Misalnya ketika melihat kecelakaan terjadi,
pengemudi lain dapat menghubungi polisi atau ambulans untuk membantunya.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ponsel bukanlah penyebab kecelakaan di jalan
raya. Namun, kegiatan yang mengganggu konsentrasilah yang menyebabkan
kecelakaan. Ini berarti tidak hanya menggunakan ponsel, tetapi juga melakukan
hal-hal lain seperti menggunakan makeup, menyisir rambut atau berbicara juga
berbahaya.
Tim
Netral
Saya
tetap berpendapat bahwa ponsel bisa sangat berguna atau tidak membahayakan,
tetapi juga sangat berbahaya. Tergantung siapa yang menggunakan dan untuk apa
digunakan. Pada saat ponsel digunakan untuk berkomunikasi dengan kerabat atau
rekan kerja, ponsel sangat bermanfaat mengatasi kendala ruang dan waktu dalam
komunikasi. Ponsel juga sangat membantu pelajar untuk mencari bahan atau materi
belajar, berdiskusi, bahkan mengirim tugas-tugas kepada gurunya.
Namun,
ponsel juga bisa membawa dampak negatif misalnya untuk merancang kegiatan
kriminal, mencuri data orang, atau mengakses situs-situs yang berkonten
negatif.
Tim
Afirmasi
Tidak
hanya membahayakan saat mengemudi, bukti lain dari ponsel berbahaya adalah
ponsel mengganggu kehidupan sosial dan kehidupan keluarga mereka. Saat ini
ponsel adalah orang yang paling terdekat dengan pengguna. Mereka lebih memilih
untuk berinteraksi dengan ponsel daripada berinteraksi dengan orang-orang di
sekitar mereka. Hal ini menyebabkan mereka menjadi acuh tak acuh atau
anti-sosial. Hal-hal baik seperti menyapa, senyum, dan bertanya dengan orang
yang baru mereka temui telah hilang di dalam kehidupan sosial mereka. Mereka
pindah ke penggunaan media sosial yang bisa diakses melalui ponsel untuk
berinteraksi sehingga membuat mereka menjauh dari orang-orang di sekitar
mereka. Dalam kehidupan keluarga, mereka menjadi terlalu individualistis. Tidak
ada hal seperti diskusi keluarga, waktu berkualitas dengan keluarga seperti
makan bersama, bercanda dengan keluarga dan hal-hal lain yang dapat memperkuat
hubungan keluarga. Bahkan saat ini di rumah seluruh keluarga sibuk dengan
ponselnya masing-masing.
Tim
Aposisi
Hilangnya
norma-norma yang baik dalam keluarga tidak disebabkan oleh ponsel. Kami tidak
setuju dengan apa yang Anda katakan. Kehidupan sosial yang baik dan harmonis
dalam keluarga tergantung pada kualitas pribadi dan keluarga itu sendiri.
Orang-orang tidak akan menjadi acuh jika mereka lebih peduli terhadap
lingkungan mereka. Sebenarnya ponsel dapat membantu hubungan sosial mereka
dengan cara menjadi alat berinteraksi di mana saja dan kapan saja. Dalam
hubungan keluarga, keharmonisan dapat dicapai dengan memberikan perhatian lebih
kepada anggota lain dalam keluarga. Dalam hal ini orang tua yang harus
mengawasi anak-anak mereka. Jika mereka peduli dan memprioritaskan diskusi
keluarga, anak-anak mereka tidak akan ragu-ragu untuk berbagi masalah mereka.
Dalam hal ini ponsel dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga dengan
menjadi alat atau penghubung antara satu sama dengan lain dalam keluarga. Misalnya,
dengan menggunakan ponsel orang tua bisa mengetahui kondisi anggota keluarganya
di mana pun dan kapan pun.
Tim
Netral
Jadi
segala perilaku negatif masyarakat, terutama anak muda saat ini tidaklah bisa
serta merta merupakan dampak negatif ponsel. Ada banyak faktor lain yang
memengaruhi prilaku masyarakat seperti tekanan kebutuhan ekonomi dan perilaku
public figure yang tidak dapat diteladani.
Di sisi
lain, kita tak bisa menutup mata bahwa ponsel dapat menjadi sarana yang sangat
baik untuk mengakses segala perkembangan di bidang teknologi, informasi,
kesehatan, politik, dan sebagainya secara cepat dan akurat.
Gunakan
lagi tabel analisis pendapat seperti yang telah kamu gunakan saat menganalisis
pendapat masing-masing pihak pada debat tentang penyerapan kosa kata bahasa
asing ke dalam bahasa indonesia di atas.
2. Mengidentifikasi
Ragam Bahasa Debat
Debat
yang dipelajari dalam pembelajaran ini adalah debat ilmiah, bukan debat kusir
seperti yang biasa kita temukan dalam kehidupan seharihari. Dalam debat kusir
bertujuan untuk mengalahkan pendapat pihak lain seringkali dilakukan tanpa
memedulikan kesahihan argument yang disampaikan.
Sebagai
sebuah kegiatan ilmiah, debat dilakukan dengan menggunakan ragam bahasa baku
sekaligus ilmiah. Pemilihan ragam bahasa ini dilakukan untuk menghindari salah
tafsir, baik dalam penggunaan ragam bahasa tulis maupun lisan, kelengkapan,
kecermatan, dan kejelasan pengungkapan ide harus perhatikan.
Berikut
ini ciri ragam bahasa ilmiah.
- Kaidah bahasa Indonesia yang
digunakan harus benar sesuai dengan
- Kaidah bahasa baku, baik kaidah tata
ejaan maupun tata bahasa (pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, dan
paragraf). Ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan
dapat diterima akal sehat (logis), harus tepat, dan hanya memiliki satu
makna, padat, langsung menuju sasaran, runtun dan sistematis. Hal ini
tergantung pada ketepatan pemilihan kata (diksi) dan penyusunan struktur
kalimat sehingga kalimat yang digunakan efektif.
- Kata yang dipilih memiliki makna
sebenarnya (denotatif)
Kaidah Kebahasaan Teks
Debat
Berikut ini terdapat
beberapa kaidah kebahasaan dalam teks debat, antara lain sebagai berikut:
1.
Menggunakan kalimat kompleks, pada teks
debat biasanya menggunakan kalimat yang mempunyai lebih dari satu struktur dan
lebih dari satu kata kerja (kalimat kompleks).
2.
Menggunakan konjungsi, pada teks debat
sering memanfaatkan konjungsi untuk menghubungkan kata-kata atau kalimat.
3.
Menggunakan kata rujukan, pada teks debat
biasanya menggunakan kata rujukan sebagai pemberi informasi, seperti ini,
itu, dia, beliau, di sini, di sana, dan sebagainya.
Selain itu, dalam debat sebaiknya penggunaan kata-kata berbahasa daerah atau asing, bahasa prokem dan bahasa gaul harus diminimalkan. Hal ini bertujuan agar terhindar dari ketersinggungan dan mengakibatkan acara debat karena antarpihak tidak saling memahami kata yang digunakan.
Contoh :
- Pemerintah seharusnya tidak menutup
mata pada fakta bahwa UN telah memakan banyak korban.
- Banyak banget siswa jatuh
bergelimpangan karena takut gagal dalam Ujian Nasional.
Kalimat (1) dan kalimat (2) di atas merupakan contoh kalimat tidak baku. Ketidakbakuan kalimat (1) dan (2) karena menggunakan frasa bermakna konotatif yaitu frasa menutup mata dan jatuh bergelimpangan. Pada kalimat kedua, ketidakefektifan kalimatnya juga disebabkan penggunaan kata-kata dari bahasa daerah yaitu kata banget.
Perbaikan kedua kalimat di atas agar menjadi kalimat ragam ilmiah yang baku dapat kamu lihat pada bagian berikut.
1. Pemerintah
seharusnya peduli pada fakta bahwa UN telah memakan banyak korban.
2. Banyak sekali siswa frustrasi karena takut atau gagal dalam Ujian Nasional.
D. BERLATIH PRAKTIK DEBAT
1. Menyusun Mosi Debat
Sebelum memulai debat, terlebih dahulu kalian harus merumuskan mosi terlebihdahulu (permasalahan) yang akan diperdebatkan. Mosi dapat diambil dari berita yang tengah hangat beredar di masyarakat. Kamu juga dapat mengangkat masalah-masalah yang kamu hadapi di sekolah.
2. Menyusun Pendapat untuk Mendukung atau Menolak Mosi
Setelah menentukan mosi untuk diperdebatkan dalam forum kelas, kembalilah bekerja dalam kelompok. Dalam debat, setiap tim mengambil sikap sebagai pihak yang mendukung mosi (afirmasi) atau pihak yang menolak mosi (oposisi).
3. Melaksanakan Debat sesuai dengan Peran yang Telah Ditetapkan
Setelah berhasil menentukan mosi untuk diperdebatkan, menyusun pendapat yang mendukung mosi dan pendapat yang menolak mosi, serta menyusun teks debat. Dalam bagian ini, kamu akan melaksanakan debat sesuai dengan peran yang telah ditetapkan serta menanggapi pendapat dari kelompok lawan dan mempertahankan pendapat disertai argumen yang mendukung.
Sebelum memulai berdebat, tatalah ruang kelas menjadi tempat yang nyaman untuk sebuah kegiatan debat. Sepakatilah tata tertib debat kelas yang akan dilakukan. Mintalah pendapat dan masukan guru atas tata tertib yang kamu sepakati.
Beberapa hal yang perlu kamu sepakati sebagai tata tertib antara lain lamanya menyampaikan pendapat dan mendapatkan tanggapan, lamanya debat akan dilangsungkan, siapa yang memimpin dan apa saja tugasnya, serta bagaimana pembagian peran dalam debat.
E. JENIS
– JENIS DEBAT
Berikut
ini terdapat beberapa jenis-jenis dalam teks debat, antara lain sebagai
berikut:
1.
Debat Parlementer atau Majelis
Merupakan
debat yang bertujuan memberi dan menambah dukungan bagi undang-undang tertentu
dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan dan pendapatnya, debat
parlementer merupakan ciri badan legislatif.
2.
Debat Pemeriksaan Ulangan Untuk Mengetahui Kebenaran Pemeriksaan Terdahulu
Merupakan
debat yang bertujuan untuk mengajukan serangkaian pertanyaan yang satu dan yang
lainnya berhubungan erat, yang menyebabkan para individu yang ditanya menunjang
posisi yang hendak ditegakkan dan diperkokoh oleh sang penanya; debat
pemeriksaan ulang ialah suatu teknik yang dikembangkan dikantor-kantor
pengadilan.
3.
Debat Formal, Konvensional Atau Debat Pendidikan
Merupakan
debat yang bertujuan untuk memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk
mengemukakan kepada para pendengar sejumlah argumen yang menunjang atau yang
membantah suatu usul; debat formal didasarkan pada konversi-konversi debat
bersama secara politis.
No comments:
Post a Comment